Rabu, 01 Mei 2013

PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI ASIA TENGGARA DARATAN khususnya negara thailand


PERKEMBANGAN AGAMA BUDDHA DI ASIA TENGGARA DARATAN

2.2.1. Thailand
Masuknya Buddhisme di Thailand menurut sejarah mulai diperkenalkan selama pemerintahan Asoka. Sumber lain menyebutkan bahwa berdasarkan temuan arkeologi dan temuan sejarah lain menyebutkan bahwa Buddhismer masuk ke Thailand ketika etnis Mon – Khmer dari Dvaravati diketahui sekarang berada di Nakon Pathom (Nagara Prathama) sebelah barat Bangkok. Adanya pagoda besar di Nakon Pathom bernama Pathom Chedi (Pathama Cetiya) seperti Stupa Sanchi di India yang diasumsikan sebagai pagoda pertama di Suvannabhumi, dan temuan sejarah lainnya menunjukkan bahwa ajaran Buddha dalam bentuk lain mencapai Thailand pada empat periode yang berbeda yaitu :
1)   Agama Buddha Theravada
a)    Buddhisme pertama di Thailand adalah Theravada dengan bukti peninggalan arkeologi di Nakon Pathom berupa Dharma  Chakra, jejak kaki Buddha dan kursi serta prasasti dalam bahasa Pali.
b)   Objek pemujaan terhadap Buddha seperti di India sebelum ada patung Buddha atau pada masa Raja Asoka.
c)    Peninggalan berupa patung Buddha bergaya Gupta telah ditemukan di Nakon Pathom dan kota tetangga yang mengasumsikan bahwa misionaris Buddha yang masuk ke Thailand berasal dari Magadha (Bihar, India).
d)   Asumsi ini diperkuat dengan ayat Mahavamsa (Kronik kuno Ceylon) yaitu Asoka yang mengirim misionaris ke Suvannabhumi (Burma Selatan, Thailand, Laos, Kamboja, dan Malaya) bernama Sona dan Uttara pada abad ke- 3 SM (228 SM).


2)   Agama Buddha Mahayana
a)    Pada masa Raja Kaniskha, agama Buddha Mahayana menyebar ke Sumatera, Jawa, dan Kamboja, mungkin sampai ke Burma, Pegu (Lower Burma), dan Dvaravati (Nakon Pathom di Thailand Barat), dari Magadha juga menyebar ke kepulauan Malaya.
b)   Awal abad ke- 5 misionaris agama Buddha Mahayana dari Kashmir mengembangkan agama Buddha ke Sumatera, kemudian menyebar ke Jawa, dan Kamboja.
c)    Pada sekitar tahun 757 M, raja dari Sriwijaya menguasai seluruh Semenanjung dan kepulauan Malaya termasuk bagian dari Thailand Selatan (dari Surasthani), dengan mendukung penyebaran Mahayana.
d)   Di Thailand Selatan, terdapat bukti yang mendukung bahwa agama Buddha Mahayana pernah berkembang di sana. Bukti tersebut berupa stupa, cetiya, dan gambar termasuk tablet dari Buddha dan Bodhisatta (Phra Phim) dalam jumlah besar yang menyerupai jenis dan bentuk yang ada di Jawa dan Sumatera.
e)    Cetiya di Chaiya (Jaya) dan Nakon Sri Thammarath (Nagara Sri Dharmaraja), di Thailand Selatan menunjukkan pengaruh Mahayana.
f)    Raja Suryawarman (1002 - 1182) di Kamboja menganut Mahayana – Brahmanisme memperluas kekuasaannya sampai ke Thailand dengan menyebarkan Mahayana.
g)   Berdasarkan batu prasasti yang ada di Museum Nasional Bangkok, pada tahun 1017 terdapat seorang raja di Lopburi bernama Nakon Sri Thammarath yang nenek moyangnya adalah penguasa Sriwijaya. Raja memiliki putra yang menjadi penguasa Kamboja, kemudian menguasai Thailand untuk waktu yang lama. Penggabungan dua negara ini mempertemukan agama dan budaya. Raja Suryawarman kemungkinan memiliki hubungan darah dengan penguasa Sriwijaya.


3)   Agama Buddha Thailand pengaruh Burma (Pagan)
a)    Pada tahun 1057 Raja Anurudha (Anawratha) yang berkuasa di Burma (ibukota Pagan), menduduki Thailand yaitu di wilayah Utara dan Tengah meliputi Chiengmai, Lopburi, dan Nakon Pathom. Ia menyebarkan agama Buddha Theravada ke Thailand. Selama kekuasaan Raja Anurudha terhadap Thailand, agama Buddha dari Burma memberikan pengaruh besar.
b)   Theravada berkembang di Thailand Utara dengan ditemukannya relik Buddha, sedangkan Mahayana berkembang di Thailand Selatan dengan bukti sejarah yang menunjukkan hubungan Thailand dengan Sriwijaya.

4)   Agama Buddha pengaruh Ceylon/ Sri Lanka
a)    Pada tahun 1153 Raja Parakramabahu Agung (1153 - 1186) berkuasa menjadi raja Ceylon (Sri Lanka), yang menyebarkan agama Buddha Theravada.
b)   Raja Parakramabahu mengkondisikan konsili ketujuh yang dipimpin oleh Kassapa Thera dari Dimbulagala untuk merevisi Dhamma dan Vinaya.
c)    Hasil dari konsili tersebut tersebar ke negara tetangga, sehingga banyak bhikkhu dari Burma, Pegu, Kamboja, Lanna (Thailand Utara), dan Lanchang (Laos), pergi ke Ceylon untuk mengetahui Dhamma yang murni.
d)   Thailand mengirim bhikkhu ke Ceylon untuk mendapatkan Upasampada Vidhi dari Ceylon yang kemudian dikenal dengan Lankavamsa.
e)    Pada tahun 1275, bhikkhu yang kembali dari Ceylon setelah belajar disertai oleh bhikkhu dari Ceylon di Nakon Sri Thammarath (Thailand Selatan) dengan bukti pengaruh Ceylon berupa relik Buddha, stupa dan patung Buddha.
f)    Kedatangan bhikkhu dari Ceylon menyebar ke Sukhothai, sehingga mereka diundang untuk menyebarkan ajarannya oleh Raja Ram Kamhaeng, yang ditulis pada prasasti pada tahun 1277.
g)   Raja Maha Dharmaraja Lithai dari Dinasti Sukhotahai dan Raja Borom Trai Lokanath dari periode Ayudhya memasuki kebhikkhuan dengan pentabhisan Lankavamsa, yang dihadiri Maha Sami Sangharaja Sumana dari Ceylon sebagai pimpinan upacara upasampada.
h)   Terdapat banyak vihara, stupa, dan patung Buddha, juga jejak kaki terdapat di Sraburi di pusat Thailand, yang dibangun seperti di Ceylon.
i)     Masa pemerintahan Raja Boromkot (1733 - 1758), Thailand mengirimkan bhikkhu di bawah pimpinan Upali dan Ariyumani Thera ke Ceylon, yang dikenal dengan Siyamopali Vamsa atau Siyamm Nikaya, atau sekte Siam.
j)     Thailand disebut sebagai Negara Buddhis Theravada meskipun terdapat bhikkhu dan vihara Mahayana dari asing, terutama China.

5)   Beberapa Catatan tentang Agama Buddha di Thailand
a)    Thailand dikenal sebagai “Pulau Jubah Kuning”, karena banyak bhikkhu berjubah kuning dan vihara bernuansa kuning.
b)   Sekte di Thailand ada dua yaitu :
i.      Mahanikaya, sekte tua, dan
ii.    Dhammayuttika Nikaya, sekte yang didirikan pada tahun 1833 oleh Raja Mongkut dari Dinasti Chakri, putra Raja Rana II yang menjadi bhikkhu selama 27 tahun. Sekte ini sebagai gerakan reformasi yang kemudian menjadi kelompok keagamaan independen yang diakui oleh Sangha Thailand. Reformasi dilakukan agar para bhikkhu dapat memimpin dengan disiplin dan hidup sesuai dengan ajaran Buddha yang murni.
c)    Sangharaja arau Patriark Agung merupakan pembesar tertinggi kerajaan.
d)   Pada tahun 1933, berdiri organisasi umat awam dengan nama Asosiasi Buddhis Thailand di Bangkok, untuk mengatur hubungan dengan orang – orang dari dalam ataupun luar Thailand, juga untuk kegiatan keluar regular dan diskusi Dhamma, menerbitkan jurnal bulanan dalam bahasa Thai tentang ajaran Buddha.
e)    Pada akhir perang dunia II, muncul Asosiasi Muda Buddhis (Young Association Buddhis).
f)    Ketika agama Buddha di Thailand mulai tidak sesuai dengan ajaran Buddha dalam Kanon Tipitaka, mulai diadakan reformasi oleh Asosiasi Dhammadana di Jaiya, Thailand Selatan di bawah pimpinan Bhikkhu Buddhadasa, di Nigama Shienfmai (Thailand Utara) yang dimulai oleh Bhikkhu Punnananda.
g)   Sejarah di Thailand pada abad ke- 13 sampai abad ke- 19 tidak jelas karena sebagian catatan sejarah hilang ketika kehancuran ibukota Burma di Ayutthya pada tahun 1767.
h)   Pada tahun 1902 raja Chulanongkorn (Rama V, 1868 - 1910) membuat hirarki Sangha baru yang formal dan permanen melalui peraturan Sangha.
i)     Gerbang pintu masuk ke Wat Phra di Lampang Luang bergaya arsitektur Kamboja. Tiga pengaruh agama Buddha Theravada adalah :
i.      Pengaruh Theravada Sri Lanka. Yang berpedoman pada Tipitaka Pali kemudian menggunakan tulisan modern Thailand dan tulisan Kham dan Tham.
ii.    Pengaruh Hindu dari Kamboja pada periode Sukhothai. Pengaruh tersebut dalam lembaga kerajaan yang terpengaruh Veda, juga ritual tertentu yang masih dipraktikkan sampai Dinasti Chakri, di kota Kantharalak, Thailand.
iii.  Kepercayaan Phi masih berpengaruh pada agama Buddha di Thailand.
j)     Pengaruh Mahayana juga ada, yang menunjukkan awal Buddhisme di Thailand adalah Mahayana dengan adanya kepercayaan pada Bodhisatva Lokesvara dalam arsitektur Thailand dan kepercayaan kepad raja yang diyakini sebagai Bodhisatva.
k)   Bodhisatva lain yang menonjol adalah Maitreya yang disebut Budai.
l)     Gerakan pembaharuan :
i.   Gerakan Dhammakaya yang didirikan pada tahun 1970 – an.
Santi Soke atau Damai Asoke yang didirikan oleh Phra Bodhirak setelah “ Memproklamasikan kemerdekaan Dewan Viharawan (Sangha) pada tahun 1975”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar