Selasa, 05 Juni 2012

kiamat menurut satta suriya sutta


Satta Suriya Sutta
 VS 
Astronomi

Pada jaman dengan kemajuan teknologi dewasa ini ada pandangan umum yang berkembang di masyarakat mengenai hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan, yaitu bahwa mereka tidak sejalan. Pendapat ini mungkin belum tentu benar berdasarkan bukti-bukti yang ada, sebagian bukti yang ada bahkan mendukung pendapat sebaliknya, yaitu agama mungkin sejalan dengan ilmu pengetahuan. Salah satu aspek yang relevan adalah konsep mengenai kiamat. Menurut pandangan Buddhis seperti yang terdapat dalam Satta Suriya Sutta dari Anguttara Nikaya, ada fenomena yang nampak sejalan dengan gejala yang terdapat pada pengamatan langsung oleh para ahli Astronomi.
Seperti apakah kemungkinan kedekatan astronomi dengan Buddhisme? Kadang kita mendengar tentang kiamat yang diramalkan akan terjadi dalam waktu dekat, karena kurang kritis maka orang-orang yang mudah percaya dapat dimanipulir oleh spekulasi, bahwa kiamat akan terjadi beberapa tahun lagi, sehingga orang-orang ini menjadi panik dan apatis, lalu menjual harta benda mereka dan melakukan hal-hal yang tak akan mereka lakukan dalam keadaan normal, seperti yang terjadi di Korea beberapa tahun yang lalu, Filipina dan terakhir di Bandung.
Bila kita mengamati peristiwa-peristiwa yang telah terjadi yang disebabkan oleh ketakutan bahwa kiamat akan segera tiba, sering timbul pertanyaan, sebenarnya menurut agama Buddha kapan kira-kira kiamat akan terjadi? Tak ada jawaban yang pasti, hanya dikatakan Dalam Satta suriya sutta, bahwa nanti apabila umur rata-rata manusia terus merosot menjadi sepuluh tahun, kemudian naik kembali sampai umur manusia rata-rata tidak terhitung dan kemudian turun lagi, entah jutaan atau milyaran tahun lagi. Maka pada akhir masa dunia (kehancuran bumi) muncullah suatu masa dimana hujan tak pemah lagi turun, setelah lama berlalu demikian, maka muncullah matahari kedua, pada kemunculan matahari kedua maka tak dapat dibedakan antara siang dan malam, bumi merasakan terik matahari tanpa henti.
Berdasarkan ramalan munculnya matahari kedua menurut Satta Suriya Sutta, maka kita mengharapkan dapat menjumpai ada dua matahari yang saling mengorbit satu sama lain dalam satu sistim tata-surya di Galaksi Bimasakti atau di Galaksi lain.
Di dalam ilmu astronomi, matahari dan tatasurya lain yang nampak dari bumi juga disebut bintang (bintang adalah benda bercahaya di angkasa selain bulan dan matahari) bumi, matahari kita dan planet-planet yang lain disebut satu tata surya. Sekelompok besar matahari yang berjumlah sangat banyak, disebut Galaksi, dan tempat gugus kelompok matahari dimana kita berada disebut galaksi Bimasakti (Milky way).
Menurut dugaan galaksi Bimasakti berbentuk seperti cakram (spiral) dan tata surya kita kira-kira berada pada jarak tiga perempat radius dari pusat galaksi (disebut dugaan karena tidak pernah ada foto galaksi Bimasakti dalam bentuk spiral yang sesungguhnya, foto galaksi Bimasakti yang ada di buku-buku Astronomi sebenarnya adalah foto galaksi lain yang mirip dengan galaksi Bimasakti).
Ternyata menurut data hasil pengamatan ahli Astronomi ada suatu sistem bintang yang disebut Sistem Bintang Binary (Biner), yaitu sistem bintang yang terdiri dari dua matahari atau lebih yang saling mengorbit.
Ada beberapa macam bintang Biner yaitu,