Rabu, 14 Januari 2015

Avalokitesvara (Dewi Kwan Im)

Bab 25
Avalokitesvara
(Dewi Kwan Im)

Pada saat itu Bodhisatva Akshayamati bangkit dari duduknya, membentangkan pundak
kanannya (sebagai penghormatan), kemudian dengan tangan terkatup menghadap ke arah Sang Buddha, seraya bertanya: “Yang Maha Agung! Mengapakah Bodhisatva ini dijuluki sebagai Avalokitesvara (Pegamat Suara Dunia)?”
                Sang Buddha menjawab Bodhisatva Akshayamati: “Wahai putera baik! Bilamana ratusan, ribuan, puluhan ribu koti mahluk sedang mengalami penderitaan dan percobaan, dan jika mereka mendengar tentang Bodhisatva Avalokitesvara dan dengan sepenuh hati menyebut namanya, maka segera ia (Avalokitesvara) akan mengamati suara-suara tersebut dan mereka akan terbebas dari penderitaannya.
                “Bilamana seseorang terjatuh ke dalam lautan api, dan jika ia dengan penuh keyakinan menyebut nama dari Bodhisatva Avalokitesvara, maka berkat daya kekuatan gaib Bodhisatva ini, api itu tiada akan dapat mencederainya. Bilamana seseorang terhanyut oleh ombak banjir, dan seketika itu ia menyebut nama dari Bodhisatva ini, maka segera ia akan terbawa ke tempat yang dangkal dan aman.
                “Bilamana terdapat ratusan, ribuan, puluhan ribu koti mahluk yang hendak menyebrangi lautan samodra mencari emas, perak, lapis lazuli, batu bulan, batu mulia, mutiara dan cornelian dan harta benda lainnya, dan seandainya badai hitam meniup kapal ke kawasan iblis raksasa. Jika diantaranya, terdapat seseorang yang menyebut nama dari Bodhisatva Avalokitesvara, maka seluruh rombongan itu akan terbebas dari aniaya iblis-iblis raksasa tersebut. Oleh karenanya, ia disebut Pengamat Suara Dunia.
                “Bilamana terancam oleh serangan, ia menyebut nama dari Bodhisatva Avalokitesvara, maka pedang dan pisau penyerang akan segera hancur lebur sehingga ia terselamatkan dari mara bahaya.
                “Bilamana yaksha dan raksasa dari milyaran dunia dengan niat buruk mendatanginya, dan jika mereka mendengarnya menyebut nama dari Bodhisatva Avalokitesvara, maka iblis-iblis jahanam itu tiada akan dapat melihatnya, lebih-lebih mencelakainya.
                “Seandainya seseorang, baik bersalah ataupun tidak, dipenjara dan terbelenggu oleh rantai besi. Jika ia menyebut nama dari Bodhisatva Avalokitesvara, maka segera rantainya akan terputus dan ia terbebas.
                “Seandainya disuatu tempat penuh dengan bandit dari milyaran dunia, terdapat rombongan pedagang yang hendak membawa harta karun melewati sepanjang jalan curam berbahaya, dan jika seseorang diantaranya meneriakkan: ‘Putera baik, janganlah khawatir! Sebutlah dengan sepenuh hati nama dari Bodhisatva Avalokitesvara. Bodhisatva ini dapat menganugerahi keberanian kepada para mahluk. Dengan menyebut namanya, kalian akan terselamatkan dari perampok-perampok ini.’ Ketika rombongan pedagang mendengar demikian, mereka bersama-sama berteriak dengan suara lantang, seraya berkata: ‘Namo Bodhisatva Avalokitesvara!’ Karena memanggil namanya, maka mereka akan segera memperoleh kebebasan. Wahai Bodhisatva Akshayamati! Demikianlah daya kekuasaan dan kegaiban Bodhisatva Avalokitesvara!
                “Bilamana terdapat mereka yang terbelenggu oleh nafsu kebirahian dan kemelekatan, maka biarlah mereka dengan setulusnya dan penuh hormat senantiasa merenungkan keagungan Bodhisatva Avalokitesvara, maka mereka akan terbebas dari jaringan belenggu. Bilamana terdapat para mahluk yang terselimuti oleh api kemarahan dan kebencian, maka biarlah mereka dengan setulusnya dan penuh hormat senantiasa merenungkan keagungan Bodhisatva Avalokitesvara, maka mereka akan terbebas dari api kemarahannya. Bilamana terdapat para mahluk yang ternodai oleh kebodohan dan ketidaktahuan, maka biarlah mereka dengan setulusnya dan penuh hormat senantiasa merenungkan keagungan Bodhisatva Avalokitesvara, maka mereka akan terbebas dari kebodohannya.
                “Wahai Bodhisatva Akshayamati! Bodhisatva Avalokitesvara memiliki kekuasaan dan kegaiban yang sedemikian, dan ia dapat menganugerahi beraneka ragam manfaat. Oleh karenanya, renungkanlah ia dengan sepenuh hati.
                “Bilamana terdapat wanita, yang menginginkan seorang putera, memuliakan Bodhisatva Avalokitesvara, maka ia akan dikaruniai seorang putera yang berkebajikan dan berkebijaksanaan. Bilamana terdapat wanita, yang menginginkan seorang puteri, memuliakan Bodhisatva Avalokitesvara, maka ia akan dikaruniai seorang puteri yang rupawan, berkebajikan serta digemari dan dihormati oleh orang banyak.
                “Wahai Bodhisatva Akshayamati! Bodhisatva Avalokitesvara memiliki kekuasaan yang sedemikian. Bilamana terdapat mahluk yang memuliakan Bodhisatva Avalokitesvara, maka upayanya tidak akan tersia-siakan dan keberuntungan yang diperolehnya tidaklah sedikit. Maka sudah sepatutnya kalian semua menerima dan menjunjungi nama dari Bodhisatva Avalokitesvara.
                “Wahai Bodhisatva Akshayamati! Seandainya terdapat seseorang yang menjunjungi nama dari para Bodhisatva yang jumlahnya bagaikan pasir-pasir di 62 koti sungai Gangga, dan semasa hidupnya, ia memuliakannya dengan derma berupa 1.Santapan dan minuman 2.Pakaian 3.Perabotan tidur, dan 4.Obat-obatan. Bagaimanakah pendapatmu? Tidakkah putera-puteri baik ini memperoleh banyak manfaat?”
                Bodhisatva Akshayamati menjawab: “Tentunya banyak sekali, Yang Maha Agung!”
                Sang Buddha melanjutkan: “Seandainya terdapat seseorang yang menerima dan menjunjungi nama dari Bodhisatva Avalokitesvara, memuliakannya meski hanya sekali. Maka manfaat berkah pahala yang diperoleh ke 2 orang ini adalah sama tanpa perbedaan. Selama ratusan, ribuan, puluhan ribu koti kalpa pun, tidak akan habis. Wahai Bodhisattva Akshayamati! Bilamana seseorang menerima dan menjunjungi nama dari Bodhisatva Avalokitesvara, maka akan diraihnya manfaat berkah pahalah yang tak terbatas!”
                Bodhisatva Akshayamati berkata kepada Sang Buddha: “Yang Maha Agung! Bodhisatva Avalokitesvara – Bagaimanakah ia berkelena dalam dunia Saha ini? Bagaimanakah ia menceramahkan Dharma kepada para mahluk? Jalan kebijaksanaan apakah yang diterapkannya?”
                Sang Buddha menjawab Bodhisatva Akshayamati: “Wahai putera baik! Bilamana wujud KeBuddhaan diperlukan demi menyelamatkan para mahluk, maka ia menjelma sebagai Buddha untuk menceramahkan Dharma kepada mereka. Bilamana wujud KePratyekabuddhaan diperlukan demi menyelamatkan para mahluk, maka ia menjelma sebagai Pratyekabuddha untuk menceramahkan Dharma kepada mereka. Bilamana wujud Sravaka diperlukan demi menyelamatkan para mahluk, maka ia menjelma sebagai Sravaka untuk menceramahkan Dharma kepada mereka. Bilamana wujud raja surga KeBrahmaan, dewata Sakra, dewata Isvara, dewata Mahesvara, jenderal dewata maha perkasa, raja dewata Vaisravana, raja Cakaravartin (Pemutar Roda Dharma), raja-raja kecil (Kepala negara), orang kaya, tuan rumah, kepala menteri, Brahmana (Bangsawan), bhiksu, bhiksuni, upasaka, upasika, istri orang kaya, istri kepala menteri, istri Brahmana, anak laki-laki (Perjaka), anak perempuan (Perawan), dewata, naga, yaksha, gandharva, asura, garuda, kimnara, mahoraga, manusia dan yang bukan manusia diperlukan demi menyelamatkan para mahluk, maka ia menjelma sebagai semua ini (serentak) untuk menceramahkan Dharma kepada mereka. Bilamana wujud dewata pemegang Vajra diperlukan demi menyelamatkan para mahluk, maka ia menjelma sebagai dewata pemegang Vajra untuk menceramahkan Dharma kepada mereka.  
                “Wahai Bodhisatva Akshayamati! Bodhisatva Avalokitesvara ini telah meraih manfaat yang sedemikian rupa, menampakkan berbagai macam wujud, berkelena kian kemari demi menyelamatkan para mahluk. Maka sudah sepatutnya kalian dengan sepenuh hati memuliakan Bodhisatva Avalokitesvara. Bodhisatva ini dapat menganugerahi keberanian bagi mereka yang dalam mara bahaya. Oleh karenanya, ia disebut Penganugerah Keberanian.”
                Bodhisatva Akshayamati berkata kepada Sang Buddha: “Baiklah, Yang Maha Agung! Kini aku harus membuat persembahan kepada Bodhisatva Avalokitesvara.”
                Kemudian ia melepaskan sebuah kalung mutiara seharga ratusan ribu emas dan mempersembahkannya kepada Bodhisatva Avalokitesvara, seraya berkata: “Tuan! Sudilah kiranya engkau menerima kalung ini sebagai persembahan dalam Dharma.”
                Akan tetapi, Bodhisatva Avalokitesvara menolaknya.
                (Karena hormat terhadap Buddha Shakyamuni dan Buddha Prabhutaratna, Bodhisatva Avalokitesvara tidak berkenan untuk menerima persembahan terlebih dahulu)
                Bodhisatva Akshayamati bermohon kembali kepada Bodhisatva Avalokitesvara, seraya berkata: “Tuan! Kasihanilah kami dan terimalah persembahan kalung ini.”
                Kemudian Sang Buddha berkata kepada Bodhisatva Avalokitesvara: “Demi Bodhisatva Akshayamati dan ke 4 golongan pengikut, para dewata, naga, yaksha, gandharva, asura, garuda, kimnara, mahoraga, manusia dan yang bukan manusia, terimalah persembahan kalung ini.”
                Karena berbelas kasih terhadap para mahluk, Bodhisatva Avalokitesvara menerima persembahan kalung tersebut dan membaginya menjadi 2 bagian. Yang satu ia persembahkan kepada Buddha Shakyamuni, sedang yang satunya lagi ia persembahkan kepada Buddha Prabhutaratna.
                Sang Buddha berkata kepada Bodhisatva Akshayamati: “Wahai putera baik! Demikianlah daya kekuasaan dan kegaiban Bodhisatva Avalokitesvara dalam pengembaraannya di dunia Saha ini.”
Kemudian Bodhisatva Akshayamati bertanya dengan syair:
               
                Yang Maha Agung sempurna dengan tanda-tanda kemuliaanNya!
                Kini aku tanyakan kembali.
                Mengapakah putera Buddha ini disebut Avalokitesvara?

                Yang Maha agung menjawab Bodhisatva Akshayamati dengan syair:

                Dengarkanlah dengan baik tentang Bodhisatva Avalokitesvara,
                tindak-tanduk, kegaiban, serta kebijaksanaannya,
                senantiasa ia menyesuaikan diri di berbagai kawasan.
                Ikrar kewelas asihannya yang mendalam bagaikan samodra;
                Berkalpa-kalpa telah dilewatinya, namun masih juga tak dimengerti.
                (Kewelas asihan dari Bodhisatva Avalokitesvara tiada batasnya)
                Ia telah mengabdi dan melayani ribuan koti para Buddha,            
mengucapkan ikrar agungnya yang suci dihadapan Mereka.
                Kini Aku akan ceritakan secara singkat kepada kalian –
                Ingatilah namanya dan amatilah raganya!
                Renungkanlah ia, tanpa menyia-nyiakan waktumu.
                Karena betapapun juga ia dapat melenyapkan segala derita.   
                Seandainya seseorang mendorongmu kedalam lubang api.
                Renungkan dan sebutlah nama dari Bodhisatva Avalokitesvara,
                maka lubang api itu akan berubah menjadi kolam!
                Bilamana engkau terhanyut ditengah-tengah samodra,
                dikelilingi oleh naga, ikan buas dan iblis-iblis;
                Renungkanlah akan kekuatan gaib Avalokitesvara,
                maka gelombang tiada akan dapat menelanmu.    
                Seandainya engkau terdorong jatuh dari puncak gunung Sumeru;
                Renungkanlah akan kekuatan gaib Avalokitesvara, maka engkau
akan terambang ditengah-tengah langit seperti halnya Sang mentari!
                Seandainya terdesak oleh orang-orang keji
                yang hendak mendorongmu jatuh dari gunung Permata;
                Renungkanlah akan kekuatan gaib Avalokitesvara, 
                maka mereka tidak akan dapat mencelakaimu!
                Seandainya engkau terkepung oleh bandit-bandit jahanam,
                masing-masing hendak melukaimu dengan pisau;
                Renungkanlah akan kekuatan gaib Avalokitesvara,
                maka mereka akan terpengaruhi oleh kewelas asihan!
                Seandainya engkau mengalami perkara dengan hukum Sang raja,
engkau dipenjara menjadi tahanan dan hendak dihukum mati;
                Renungkanlah akan kekuatan gaib Avalokitesvara,
                maka pedang sang algojo akan segera hancur lebur!
                Seandainya engkau dipenjara, terbelenggu oleh rantai besi;
                Renungkanlah akan kekuatan gaib Avalokitesvara,
                maka segera engkau akan terlepas bebas!
                Seandainya dengan kutukan dan racun,
                seseorang hendak mencederaimu;
                Renungkanlah akan kekuatan gaib Avalokitesvara,
                maka kutukan tersebut akan membalik pada pemulanya.  
                Seandainya engkau terkepung oleh
                raksasa keji, naga berbisa, setan dan iblis lainnya;
                Renungkanlah akan kekuatan gaib Avalokitesvara,
                maka tiada yang akan berani melukaimu.
                Seandainya hewan-hewan buas mengepungmu
                dengan taring dan cakaran yang menyeramkan;
                Renungkanlah akan kekuatan gaib Avalokitesvara,
                maka mereka akan ciut mundur sendirinya. 
                Seandainya ular buas dan kalajenking berbisa,
                mendesakmu dengan nafas racun yang berkobrar;
                Renungkanlah akan kekuatan gaib Avalokitesvara,
                maka mereka akan kabur sendirinya.  
                Seandainya awan mengguntur dan kilat bersambaran,
                hujan es dan hujan deras turun tiada henti-hentinya;   
                Renungkanlah akan kekuatan gaib Avalokitesvara,
                maka segala malapetaka akan lenyap sendirinya.
                Daya kekuatan gaib Sang Bodhisatva Avalokitesva
dapat menyelamatkan mahluk dari segala malapetaka.
                Karena betapapun juga ia sempurna dalam kegaibannya
dan secara meluas menerapkan Jalan kebijaksanaan,
menampakkan dirinya di 10 penjuru alam semesta.
Segala macam penderitaan dan kesengsaraan,
alam neraka, setan lapar dan binatang,
maupun roda samsara hidup, tua, sakit dan mati –
Segala kebelengguan, ia sedikit demi sedikit lenyapkan.
Ia yang memiliki pandangan benar, pandangan suci,
pandangan agung dan pandangan bijaksana,
pandangan belas kasihan dan pandangan kewelas asihan –
Senantiasa kami mengandalkan dan menyanjungnya.
Kecemerlangan sinar cahayanya suci tak ternodai,
bagaikan mentari kebijaksanaan yang menerangi kegelapan.

Berpikir Kreatif



Berpikir Kreatif
Seorang pemain profesional bertanding dalam sebuah turnamen golf. Ia baru saja membuat pukulan yang bagus sekali yang jatuh di dekat lapangan hijau.
Ketika ia berjalan di fairway, ia mendapati bolanya masuk ke dalam sebuah kantong kertas pembungkus makanan yang mungkin dibuang sembarangan oleh salah seorang penonton. Bagaimana ia bisa memukul bola itu dengan baik?
Sesuai dengan peraturan turnamen, jika ia mengeluarkan bola dari kantong kertas itu, ia terkena pukulan hukuman. Tetapi kalau ia memukul bola bersama-sama dengan kantong kertas itu, ia tidak akan bisa memukul dengan baik. Salah-salah, ia mendapatkan skor yang lebih buruk lagi.
Apa yang harus dilakukannya?
Banyak pemain mengalami hal serupa. Hampir seluruhnya memilih untuk mengeluarkan bola dari kantong kertas itu dan menerima hukuman. Setelah itu mereka bekerja keras sampai ke akhir turnamen untuk menutup hukuman tadi.
Hanya sedikit, bahkan mungkin hampir tidak ada, pemain yang memukul bola bersama kantong kertas itu. Resikonya terlalu besar. Namun, pemain profesional kita kali ini tidak memilih satu di antara dua kemungkinan itu.
Tiba-tiba ia merogoh sesuatu dari saku celananya dan mengeluarkan sekotak korek api. Lalu ia menyalakan satu batang korek api dan membakar kantong kertas itu. Ketika kantong kertas itu habis terbakar, ia memilih tongkat yang tepat, membidik sejenak, mengayunkan tongkat, wus, bola terpukul dan jatuh persis ke dalam lobang di lapangan hijau. Bravo! Dia tidak terkena hukuman dan tetap bisa mempertahankan posisinya. Smiley…!
Ada orang yang menganggap kesulitan sebagai hukuman, dan memilih untuk menerima hukuman itu.
Ada yang mengambil resiko untuk melakukan kesalahan bersama kesulitan itu.
Namun, sedikit sekali yang bisa berpikir kreatif untuk menghilangkan kesulitan itu dan menggapai kemenangan…