Selasa, 30 April 2013


SANGHAKAMMA
Sanghakamma merupakan kegiatan para bhikkhu yang timbul karena kegiatan tersebut memerlukan persetujuan Sangha atau perlu diketahui Sangha berkenaan dengan pelaksanaan Upasampada, Uposatha, Pavarana dan Kathina. Sanghakamma juga sering disebut sebagai sidang Sangha atau upacara Sangha Tempat untuk melaksanakan Sanghakamma adalah di Uposathagara. Berdasarkan Vinaya Pitaka, Sanghakamma yang dilakukan dalam Uposathagara adalah; penahbisan para bhikkhu, pembacaan Patimokha setiap bulan terang dan gelap, penyelesaian pelanggaran para bhikkhu, dan Penentuan hak Kathina. Sanghakamma dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian, yaitu;

perkembangan agama buddha setelah Sang buddha Parinibbana


2.1   Perkembangan Agama Buddha setelah Sang Buddha Parinibbana
Kemunculan seorang Buddha merupakan hal yang sangat langka dalam kehidupan ini. Begitu juga dengan kemunculan Buddha Gautama menjadi fenomenal di seluruh penjuru dunia bahkan di seluruh alam Dewa dan Brahma. Tetapi setelah Sang Buddha Parinibbana banyak terjadi perselisihan yang mengancam keutuhan Dhamma dan Vinaya. Berikut adalah rangkaian perkembangan Agama Buddha setelah Sang Buddha Parinibbana menurut penelitian terkini yaitu sebagai berikut :
1.   Tahun 483 SM      : tiga bulan setelah Sang Buddha parinibbana diadakan sidang konsili yang pertama.
2.   Tahun 383 SM      : Sidang Agung kedua diadakan oleh Raja Kalasoka di Vaisali

pengertian pabbaja dan upasampadha

1.         Pabbajja
Istilah Pabbaja dapat diartikan secara umum sebagai penahbisan, termasuk upasampada atau khusus sebagai penahbisan pendahuluan(Pubbapayoga) untuk upasampada.Termasuk penahbisan menjadi samanera. Vinaya menggunakannya sebagai suatu pasangan dengan upasampada sebelum diperkenankan penahbisan untuk menjadi  samanera. Pada periode pertama setelah penerangan sempurna, mereka yang ingin menjalani kehidupan suci dalam Dhamma Vinaya mulai dari Annakandamma Thera dan seterusnya mengucapkan perkataaan pabbaja dan upasampada bersama-sama.
Pada waktu para Savaka diperkenankan memberikan penahbisan dengan metode Tisaranagamana upasampada, dimana diperkenankan memberikan Pabbaja dan Upasampada bersama-sama. Setiap calon Bhikkhu akan menjalani Pabbaja dan Upasampada. Setelah metode Tisaranagamana Upasampada tidak digunakan lagi dan diganti dengan Natticatthukamma, maka metode Tisaranagamana di gunakan untuk penahbisan Samanera.Penahbisan untuk menjadi Samanera disebut Pabbaja.

Kamis, 11 April 2013

KUKKURAVATIKA SUTTA


KUKKURAVATIKA SUTTA
(Pertapa Tugas-Ajing dan Pertapa Tugas-Ternak)
Sumber            :Sutta Pitaka, Majjhima Nikaya III, Majjhima Pannasa Pali, Gahapati  Vagga Kukkuravatika Sutta57
Oleh                            : Tim Penterjemah Kitab Suci Agama Buddha
Penerbit           : Hanuman Sakti, Jakarta, 199
Nekhepa          : Sutta ini di babarkan karena dan pertanyaan, dari punna seorang pertapa telanjang yang bertingkah laku seperti sapi dan seniya seorang pertapa telanjang yang bertingkah laku seperti ajing.
Niddana          : Dibabarkanoleh Sang Buddha. Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berdiam di negeri Koliya, di sebuah kota Koliya yang bernama Haliddavasana.