Jumat, 16 Maret 2012

OVADAPATIMOKKHADIPATHA


OVADAPATIMOKKHADIPATHA

Sang ArahantaSamma Sambuddha, Yang Mahasuci, Yang Mahatahu, Yang Mahabijaksana telah bersabda tentang Ovadapatimokkha yang terdiri atas tiga syair sebagai berikut:


            Kesabaran merupakan pelaksanaan Dhamma yang tertinggi;
            Para Buddha bersabda, Nibbana yang tertinggi.
Jika seseorang yang telah menjadi bhikkhu masih menyakiti, merugikan orang lain,
Maka sesungguhnya dia bukan seorang samana.

            Janganlah berbuat jahat,
            Tambahlah kebajikan,
            Sucikan pikiran.
            Inilah ajaran para Buddha.

Tidak menghina, tidak menyakiti, mengendalikan diri selaras dengan Patimokkha, makan secukupnya dan tidak berlebih-lebiha, hidup ditempat yang sunyi, berusaha melatih Samadhi, inilah Ajaran para Buddha.

Sang Arahanta, Samma Sambuddha, Yang Mahasuci, Yang Mahatahu, Yang Mahabijaksana, dengan cara yang baik telah mengutarakan tentang kemoralan, konsentrasi dan kebijaksanaan.

Bagaimanakah Sang Bhagava mengutarakan tentang kemoralan itu? Sang Bhagava telah mengutarakan dengan baik bagaimana pelaksanaan kemoralan, yang merupakan tingkat pengamalan yang dasariah. Sang Bhagava telah mengutarakan pula dengan baik, bagaimana pelaksanaan kemoralan, yang merupakan tingkat pengamalan yang lebih tinggi.

Bagaimanakah pelaksanaan kemoralan, yang merupakan tingkat pengamalan yang dasariah itu? Sang Bhagava bersabda: “Ia adalah seorang siswa mulia yang:
Menghindari membunuh makhluk hidup
Menghindari mengambil barang yang tidak diberikan
Menghindari berbuat asusila
Menghindari berdusta, memfitnah, berkata kasar dan omong kosong.
Menghindari segala makanan atau minuman keras yang menyebabkan lemahnya kewaspadaan.
Demikianlah pelaksanaan kemoralan, yang merupakan tingkat pengamalan yang dasariah yang dibabarkan oleh Sang Bhagava

Bagaimanakah Sang Bhagava mengutarakan tentang konsentrasi itu? Sang Bhagava telah membabarkan bagaimana pelaksanaan konsentrasi, yang merupakan tingkat yang dasariah. Sang Bhagava telah membabarkan bagaimana pelaksanaan konsentrasi, yang merupakan tingkat yang lebih tinggi.

Bagaimanakah pelaksanaan konsentrasi, yang merupakan tingkat yang dasariah ini? Sang Bhagava bersabda: “Ia adalah seorang siswa mulia jika ia dapat melepaskan kekotoran batin dari pikiran, kemudian dapat meraih konsentrasi dan penunggalan pikiran”.
Demikianlah pelaksanaan konsentrasi, yang merupakan tingkat yang dasariah, yang telah dibabarkan oleh Sang Bhagava.

Bagaimanakah pelaksanaan konsentrasi, yang merupakan tingkat yang lebih tinggi itu? Sang Bhagava bersabda: “Demikianlah kalau ia (bhikkhu) dapat menjauhkan diri dari keinginan nafsu indera, dapat menjauhkan diri dari perbuatan tidak baik, kemudianmasuk dan berdiam dalam Jhana pertama, yakni suatu keadaan batin yang bergembira dan berbahagia yang masih disertai dengan pengarahan pikiran pada obyek dan usaha mempertahankan pikiran pada obyek. Kemudian setelah membebaskan diri dari Vitakka dan Vicara, ia memasuki dan berdiam dalam Jhana kedua, yakni keadaan batin yang bergembira dan bahagia, tanpa disertai dengan Vitakka dan Vicara. Selanjutnya, ia membebaskan diri dari perasaan gembira dan berdiam dalam keadaan batin seimbang, yang disertai dengan perhatian murni dan jelas. Tubuhnya diliputi dengan perasaan bahagia, yang dikatakan oleh para Ariya sebagai kebahagiaan yang dimiliki oleh mereka yang batinnya seimbangdan penuh perhatian murni, ia memnasuki serta berdiam dalam Jhana ketiga. Kemudian dengan menyingkirkan perasaan bahagia dan tidak bahagia, dengan menghilangkan perasaan senang dan tidak senang yang telah dirasakan sebelumnya ia memasuki dan berdiam dalam Jhana keempat, yakni suatu keadaan yang benar-benar seimbang, yang memiliki perhatian murni, bebas dari perasaan bahagia dan tidak bahagia”,
Demikianlah pelaksanaan konsentrasi, yang merupakan tingkat yang lebih tinggi, yang dibabarkan oleh Sang Bhagava.

Bagaimanakah Sang Bhagava membabarkan tentang kebijaksanaan itu? Sang Bhagava telah membabarkan bagaimana pelaksanaan kebijaksanaan yang merupakan tingkat yang dasariah. Sang Bhagava telah membabarkan pula pelaksanaan kebijaksanaan yang merupakan tingkat yang lebih tinggi.
Bagaimanakah pelaksanaan kebijaksanaan, yang merupakan tingkat yang dasariah itu? Sang Bhagava bersabda: “Demikianlah seorang siswa mulia memiliki kebijaksanaan, jika ia mengerti adanya penderitaan dan sebabnya, jika ia mengerti ada terhentinya penderitaan dan jalan yang menuju pada terhentinya penderitaan.
Demikianlah pelaksanaan kebijaksanaan yang merupakan tingkat yang dasariah yang dibabarkan oleh Sang Bhagava.

Bagaimanakah pelaksanaan kebijaksanaan yang merupakan, tingkat yang lebih tinggi itu? Sang Bhagava bersabda: “Seorang bhikkhu mengetahui sebagaimana adanya, inilah penderitaan; ia mengetahui sebagaimana adanya, inilah sebab penderitaan; ia mengetahui sebagaimana adanya, inilah terhentinya penderitaan; ia mengetahui sebagaimana adanya, inilah jalan yang menuju terhentinya penderitaan.
Demikianlah pelaksanaan kebijaksanaan yang merupakan tingkat yang lebih tinggi, yang telah dibabarkan oleh sang Bhagava.

Dengan dilandasi oleh kemoralan yang telah dikembangkan dengan baik, maka konsentrasi akan memberikan pahala dan manfaat yang besar. Dengan dilandasi oleh konsentrasi yang telah dikembangkan dengan baik, maka kebijaksanaan akan memberikan pahala dan manfaat yang besar. Dengan dilandasi oleh kebijaksanaan yang telah dikembangkan dengan baik, maka pikiran akan terbebas dari segenap noda, yakni noda nafsu indera, noda perwujudan dan noda ketidaktahuan.

Pada saat menjelang Parinibbana Sang Bhagava telah bersabdayang merupakan pesan terakhir: “Kini, O para bhikkhu, kuberitahukan kepadamu bahwa, segala sesuatu yang bersyarat/ berkondisi/ terbentuk itu tidak kekal. Karena itu berjuanglah dengan kesungguhan hati untuk membebaskan dirimu” selanjutnyaSang Bhagava bersabda: “O para bhikkhu, sebagaimana semua jenis telapak kaki dari berbagai macam makhluk dapat masuk kedalam masuk kedalam telapak kaki gajah karena besarnya, maka demikian pula, O para bhikkhu, kebijakan-kebijakan apapun itu semuanya berasal dari perhatian (kewaspadaan); disebabkan oleh perhatian. Karena perhatian merupakan hal yang utama diantara semua hal lainnya, maka kalian harus melatihnya dengan baik”.

Para bhikkhu menyatakan: “Kami akan berusaha menjalankan kemoralan yang luhur, konsentrasi yang luhur, kebijaksanaan yang luhur dengan penuh perhatian. Kami akan menaati dan berlatih dengan sungguh-sungguh”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar