Senin, 28 Januari 2013

puggala dan bhumi


Puggala dan bhumi
1.1 Pengertian Puggala
            Puggala berarti makhluk. Pada umumnya, Puggala atau makhluk itu terdiri atas nama (batin) dan rupa (jasmani). Setiap Puggala atau makhluk itu pasti dilahirkan oleh Janaka Kamma dan kehidupannya diatur oleh Kamma Niyama atau hukum karma.
            Ketika seseorang akan meninggal dunia, kesadaran-ajal (cuti-citta) mendekati kepadaman dan didorong oleh kekuatan-kekuatan kamma. Kemudian, kesadaran-ajal (cuticitta) padam dan langsung menimbulkan kesadaran penerusan (patisandhi-vinnana) untuk timbul pada salah satu dari 31 Alam Kehidupan (Bhumi 31) sesuai dengan karmanya. Hal ini secara umum disebut pula suatu permulaan dari bentuk kehidupan baru.
Ada empat cara tumimbal-lahirnya makhluk-makhluk, yaitu :
1.      Jajabuja-Yoni : Makhluk yang lahir dari kandungan, seperti manusia, kuda, kerbau dan lain-lain
2.      Andaja-Yoni : Makhluk yang lahir dari telur, seperti Burung, ayam, bebek dan lain-lain
3.      Sansedaja-Yoni : Makhluk yang lahir dari kelembaban, seperti nyamuk, ikan dan lain-lain.
4.      Opapatika-Yoni : Makhluk yang lahir secara spontan, langsung membesar, seperti para dewa, brahma, makhluk neraka, setan dan lain-lain.
            Di samping itu terdapat pula empat macam tumimbal-lahir secara penerusan kehidupan di 31 Alam Kehidupan, yaitu :
1.      Apaya-Patisandhi : Bertumimbal-Lahir di alam Apaya.
2.      Kamasugati-Patisandhi : Bertumimbal-lahir di alam Kamasugati.
3.      Rupavacara-Patisandhi : Bertumimbal-lahir di alam Rupa-jhana.
4.      Arupavacara-Patisandhi : Bertumimbal-lahir di alam Arupajhana.
            Puggala atau makhluk akan berdiam di dalam tiga puluh satu alam kehidupan sesuai dengan kondisi kamma yang mendorong mereka. Tiga puluh satu alam kehidupan merupakan tempat berdiamnya makhluk-makhluk, sedangkan Nibbana (Nirvana) adalah di luar dari 31 alam kehidupan. Makhluk-makhluk yang berdiam di 31 alam kehidupan itu masih mengalami kelahiran dan kematian, masih mengalami derita. 31 alam kehidupan tidak kekal adanya. Sebaliknya, Nibbana itu terbebas dari kelahiran dan kematian, terbebas dari derita, tidak termusnah, ada dan tidak berubah, kekal adanya.
Jika seseorang belum mencapai kesucian tingkat Arahat, setelah ia meninggal dunia, ia akan dilahirkan kembali dalam salah satu Bhumi dari Bhumi 31 sesuai dengan karmanya.
1.2 Pembagian Puggala
Puggala (makhluk) itu seluruhnya berjumlah dua belas jenis. Dua belas jenis Puggala yang dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
1.2.1     Puthujjana
Puthujjana yaitu makhluk-makhluk yang belum mencapai tingkat-tingkat kesucian atau makhluk yang belum mencapai magga dan phala, yang masih dikendalikan oleh kilesa (kekotoran batin). Di dalam Maha Satipatthana Sutta Atthakatha Puthujjana terbagi menjadi dua macam yaitu:
a.  Andha-Puthujjana (Andha-pratagjana) yaitu orang yang tidak senang belajar dharma, mendengarkan dharma, berdiskusi dharma, pelupa dan tidak pandai memperhatibangkan sesuatu secara benar, masih mempunyai kegelapan batin.
b.  Kalyana-Puthujjana (Kalyana-prthagjana) yaitu orang yang senang belajar dharma, mendengarkan dharma, berdiskusi dharma, pengingat dan paindai mempertimbangkan sesuatu secara benar.

            Dalam abhidhammatthasangaha dijelaskan bahwa Puthujjana (makhluk) terbagi menjadi empat makhluk yaitu:
a.    Duggati-Puthujjana
            Duggati-Puthujjana yaitu makhluk tanpa sebab yang menyedihkan. Makhluk-makhluk ini berdiam di alam yang menderita. Pikiran mereka diliputi oleh dosa, moha, dan lobha. Para makhluk di alam ini tidak pernah merasakan kesenangan, mereka selalu berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Karma yang mereka lakukan adalah upekkha santirana akusala vipaka citta. Yang menyebabkan suatu makhluk lahir di alam “Duggati” atau disebut juga Apaya bhumi 4 (empat alam menyedihkan) karena makhluk tersebut tidak pernah berdana, tidak menjaga sila, dan tidak pernah mempunyai rasa hormat kepada orang tua.Contohnya makhluk neraka, makhluk setan kepanasan, makhluk setan, makhluk asura, dan binatang.
b.    Sugati-Ahetuka-Puthujjana
            Sugati-Ahetuka-Puthujjana yaitu makhluk tanpa sebab yang menyenangkan. terlahir sebagai manusia tetapi mereka memiliki kecacatan, misalnya: buta, ataupun tuli. Mereka juga dapat terlahir di alam dewa ( di atas manusia ) tetapi tidak memiliki pendengaran ataupun penglihatan ( alam dewa hanya ada tiga indera, yaitu pikiran, penglihatan dan pendengaran. Yang menyebabkan makhluk terlahir di alam Suggati karena waktu melakukan perbuatan baik masih terkontaminasi oleh Ahetu, (Lobha, Dosa,  Moha). Contohnya manusia, dewa tingkat rendah, brahma asannasatta. 
c.    Dvihetuka-Puthujjan
            Dvihetuka-Puthujjana yaitu makhluk yang menyenangi dua sebab. makhluk alam manusia atau dewa yang masih memiliki alobha (murah hati) dan adosa (cinta kasih) tetapi tidak memiliki kebijaksanaan. makhluk ini tidak mencapai magga (jalan kesuciaan) dan mereka juga tidak bisa mencapai jhana tetapi kalau mereka tekun mengembangkan kesadaran di dalam kehidupan ini, dapat terlahir menjadi tihetuka- puggala di kehidupan mendatang. Contohnya manusia, dewa catummaharajika, dewa tusita-atas.
d.    Tihetuka-Puthujjana
            Tihetuka-Puthujjana yaitu makhluk yang menyekutui tiga sebab. makhluk alam manusia atau dewa yang memiliki alobha, adosa dan amoha (Tihetu). Contoh : berdana dengan kebijaksanaan dan mengerti. Apabila mereka tekun melaksanakan meditasi, dan sering melakukan perbuatan baik, jika meninggal akan terlahir dengan kesadaran yang dipicu oleh suatu kebaikan tingkat Tihetu maka menjadi makhluk Tihetu yang berpotensi memiliki kebijaksanaan. Jika makhluk tersebut berbuat baik dan terkontaminasi dengan Ahetu maka saat meninggal akan bertumimbal lahir di alam Dvitihetuka Puggala. Contohny manusia, dewa catummaharajika, dewa tavatimssa-atas
1.2.2  Ariya Puggala
Ariya Puggala adalah kelompok makhluk-makhluk yang telah mencapai tingkat-tingkat kesucian atau telah melaksanakan Vipassana-Bhavana sehingga mencapai magga dan phala dan telah terbebas dari kilesa (kekotoran batin). Di dalam Abhidhammatthasangaha serta didalam Dighanikaya III. 255. Anguttaranikaya IV. 291. Puggalapannati 73 menjelaskan ada delapan macam makhluk suci yaitu:
a.  Sotapattimagga-Puggala yaitu jalan masuk yang menarik hati, merupakan makhluk suci tingkat pertama.
b.  Sotapattiphala-Puggala yaitu jalan yang menarik hati, merupakan makhluk suci tingkat kedua.
c.   Sakadagamimagga-Puggala yaitu jalan masuk dan lahir sekali lagi, merupakan makhluk suci tingkat ketiga.
d.  Sakadagamiphala-Puggala yaitu jalan untuk lahir sekali lagi, merupakan makhluk suci tingkat keempat.
e.  Anagamimagga-Puggala yaitu jalan masuk dan tidak lahir lagi, merupakan makhluk suci tingkat kelima.
f.    Anagamiphala-Puggala yaitu jalan untuk tidak lahir lagi, merupakan makhluk suci tingkat keenam.
g.  Arahattamagga-Puggala yaitu jalan masuk untuk kesucian, merupakan makhluk suci tingkat ketuju.
h.  Arahattaphala-Puggala yaitu jalan mencapai kesucian sempurna, merupakan makhluk suci tingkat kedelapan.          
            Ariya puggala (makhluk suci) terdiri dari 4 tingkatan yang masing-masing tingkatan memiliki jenis yang berbeda-beda. Adapun pembagiannya sebagai berikut.
a.    Sattakkhattu-parama Sotapanna, yaitu Sotapanna yang paling banyak terlahir 7 kali lagi di alam Sugati Bhumi. Jika Sotapanna tersebut tidak mencapai Jhana maka terlahir paling banyak 7 kali di Kamasugati Bhumi 7. Tapi jika telah mencapai Jhana maka dapat terlahir paling banyak 7 kali di Brahma Bhumi.
b.    Kolankola-Sotapanna, yaitu Sotapanna yang akan dilahirkan antara dua sampai tiga kali lagi, selanjutnya akan menjadi arahat dan mencapai parinibanna. Bukti yang menyatakan pernyataan ini terdapat dalam Mahatika hal.654, berbunyi :
1)     Pubbenivasanussatinana (kemampuan untuk mengingat penitisan dahulu/ mengingat kehidupan lampau, baik kehidupan dirinya sendiri maupun makhluk lain).
2)     Dibbcakkhunana (kemampuan untuk melihat alam-alam halus dan kesanggupan melihat muncul atau lenyapnya makhluk sesuai dengan karma masing-masing atau disebut juga mata deva).
3)     Asavakkhayanana (kemampuan untuk memusnahkan asava atau kekotoran batin)
1)     Pubbenivasanussatinana (kemampuan untuk mengingat penitisan dahulu/kehidupan lampau, dari kehidupan diri sendiri maupun makhluk lain).
2)     Dibbacakkhunana/Cutuppatanana (mata batin ialah kemampuan untuk melihat alam-alam halus dan kesanggupan muncul atau lenyapnya makhluk sesuai dengan karma masing-masing).
3)     Asavakkhayanana (kemampuan untuk memusnahkan asava atau kekotoran batin).
4)     Cetopariyanana/Paricittavijanana (kemampuan untuk membaca pikiran makhluk lain).
5)     Dibbasotanana (telinga batin ialah kemampuan untuk mendengar suara-suara dari alam manusia, alam dewa, alam brahma yag dekat maupun yang jauh).
6)     Iddhividhanana (kekuatan magis yang terdiri dari adhittnana iddhi yaitu dengan kekuatan kehendak atau mengubah tubuh sendiri dari banyak menjadi satu; manomaya iddhi yaitu kemampuan menciptakan sesuatu dengan menggunakan pikiran. Contohnya menciptakan taman, istana, dll; Samadhivipappahara iddhi yaitu konsentrasi lebih jauh, kemampuan menembus dinding, gunung-gunung, kemampuan menyelam kedalam bumi bagaikan menyelam kedalam airm kemampuan berjalan di atas air; Vikkubana iddhi yaitu kemampuan untuk menyalin rupa, misalnya menjadikan tubuhnya lebih kecil, lebih besar dan membuat dirinya tidak tampak; Nanavippara iddhi yaitu kemampuan menembus ajaran.
                   Patisambhidappatto yaitu arahat yang mempunyai Patisambhida (pengertian sempurna) 4 yaitu :
1)     Atthapatisambhida yaitu pengertian mengenai arti/maksud dan dapat menjelaskan secara terperinci.
2)     Dhammapatisambhida yaitu pengertian mengenai inti sari dan mampu mengajukan pertanyaan.
3)     Niruttipatisambhida yaitu pengertian mengenai bahsa dan mampu memakai kata-kata yang mudah dimengerti.
4)     Phatibananapatisambhida yaitu pengertian mengenai kebijaksanaan dan dapat menjawab pertanyaan yang muncul secara mendadak.
Puggala (manusia) memiliki tingkatan-tingkatan kemampuan yang dimiliki, di dalam Anguttaranikaya II. 135. Puggalapannati 41. Nettipakarana 7, 125. Dijelaskan bawasanya puggala (manusia) memiliki empat tingkatan yaitu :
1. Ugghatitannu-Puggala (orang jenius)
Ugghatitannu-Puggala (orang jenius) yaitu jenis manusia yang dapat memahami ajaran hanya dengan mendengarkan pokok ajaran. Jenis ini dapat diibaratkan seperti bunga teratai yang telah muncul diatas permukaan air dan pasti akan mekar pada sinar fajar matahari yang pertama. Suatu contoh bhikkhu sariputta thera.
2. Vipacittannu-Puggala (orang intelektuil)
Vipacittannu-Puggala (orang intelektuil) yaitu jenis manusia yang memiliki tingkat kebijaksanaan yang rendah, yang memerlukan keterangan dan uraian lebih jauh sebelum makhluk ini dapat mencapai penerangan sempurna. Contoh lima orang pertapa dan rombongan seribu-pertapapenyembah api yang di pimpin oleh Uruvela kassapa. Makhluk-makhluk ini ibarat bunga teratai yang masih berada di bawah permukaan air, yang sedang menunggu muncul ke permukaan air pada hari berikutnya.
3.  Neyya-Puggala (orang yang dapat dilatih)
            Neyya-Puggala (orang yang dapat dilatih) yaitu manusia yang tidak begitu bodoh maupun yang tidak begitu bijaksana (manusia biasa). Orang-orang ini memerlukan serangkaian instruksi-instruksi dan uraian-uraian serta suatu jangka waktu latihan dan praktek sebelum mereka dapat mengarahkan suatu kemajuan atau perkembangan yang nyata. Makhluk ini ibarat bunga teratai yang masih berada agak jauh dari bawah permukaan air. Makhluk-makhluk ini memerlukan suatu jangka waktu lebih lama untuk pertumbuhan dan kumunculan mereka di atas permukaan air.
4. Padaramana-Puggala (orang yang tidak dapat dilatih)
            Padaramana-Puggala (orang yang tidak dapat dilatih) yaitu manusia tang tidak mungkin mengerti atau maju di dalam masa kehidupan ini. Mereka dapat mendengarkan ajaran-ajaran atau mencoba untuk mempraktekan sesuai dengan perintah-perintah, tetapi keterbelakangan atau kebutuhan batin mereka, tidak ada hasilnya yang dapat diharapkan. Makhluk-makhluk ini diibaratkan seperti bunga teratai yang diharuskan dimakan habis oleh binatang-binatang air, tidak mempunyai harapan untuk tumbuh di atas permukaan air.
            Puthujjana dan Ariya Puggala berdiam di alam-alam kehidupan yang sesuai dengan keadaannya. Contohnya Puthujjana atau makhluk-makhluk yang belum mencapai tingkat-tingkat kesucian masih bisa bertumimbal lahir di alam-alam Apaya, akan tetapi Ariya Puggala atau makhluk-makhluk yang telah mencapai tingkat-tingkat kesucian tidak mungkin lagi bertumimbal lahir di alam-alam Apaya, sebab ariya puggala tidak memiliki kekotoran batin (kilesa).
Makhluk puthujjana, sotapanna, sakadagami dan anagami-magga tidak dapat bertumimbal-lahir di alam Suddhavasa-Bhumi. Karena makhluk yang berdiam di alam asannasatta-Bhumi hanya memiliki rupa (jasmani saja) dan tidak memiliki nama (bati). Di alam Suddhavasa-Bhumi adalah tempat berdiamnya khusus untuk Anagamiphala-Puggala yang memiliki pancamajjhana dengan kekuatan patisandhi dan tempat berdiamnya Arahattamagga-Puggala, Arahatttaphala-Puggala dengan kekuatan melaksanakan Bhavana di alam Suddhavasa itu.

2 komentar: