Sabtu, 16 Januari 2016

TATA CARA PEMBERKATAN PERNIKAHAN MAJELIS AGAMA BUDDHA MAHAYANA

TATA CARA PEMBERKATAN PERNIKAHAN MAJELIS AGAMA BUDDHA MAHAYANA 

PRASYARAT ADMINISTRASI VlHARA :
Bagi pasangan mempelai yang mau pemberkatan nikah di Vihara harus tertib administrasi, yaitu :
1. Mengisi Formulir Pemberkatan Pernikahan.
2. Menandatangani Prasetya Pernikahan Agama Buddha Mahayana.
3. Foto copy KTP dan KK
4. Foto berdampingan uk.4x6 sebanyak 3 lembar, formil
5. Bila berbeda agama, ada Surat Pernyataan kesediaan diberkati di Vihara dengan materai Rp 6000.
6. Bila sudah bercerai atau pisah kawin adat, dilengkapi dengan foto copy Akte Cerai / Akte Kematian / Surat Pisah hubungan suami isteri.
7. Berpakaian rapi dan sopan, khusus mempelai wanita memakai rok panjang.
8. Atau menggunakan gaun pengantin ala Western atau Chinese.
 
Setelah kedua mempelai diberkati di Vihara, mereka akan menerima Surat Pemberkatan Pernikahan yang dapat dicatatkan ke Catalan Sipil agar Pernikahan sah dan terproteksi secara Hukum Negara Indonesia.
pra-syarat pencatatan Pernikahan Catatan Sipil :
1. Memiliki Surat Pemberkatan Pernikahan dari Vihara.
2. Foto copy KTP dan KK.
2. Foto berdampingan uk.4x6 sebanyak 5 lembar, formil.
4. Foto copy surat orang tua : WNI / SKBRI / Ganti Nama.
5. Foto copy akte lahir sebanyak 2 lembar.
6. Surat Keterangan untuk menikah dari kelurahan sesuai KTP nya atau surat NI, N2 dan N4.
7. Bila sudah bercerai atau pisah kawin adat, dilengkapi dengan foto copy Akte Cerai / Akte Kematian / Surat Pisah hubungan suami isteri.
8. Jika ada Perjanjian Pernikahan, harus tertanggal notaris sebelum Pernikahan itu berlangsung.
9. Berkas kedua mempelai harus masuk ke Catatan Sipil dengan batasan waktu minimum 21 hari sebelum persidangan di luar Balai.
 
Saat petsidangan di hadapan Hakim Catatan Sipil, kedua mempelai didampingi orang tua atau wali, dan ada seorang saksi dari kedua belah pihak.
Jika suatu Pernikahan sudah sah dicatatkan ke Catatan Sipil setempat, maka Akte Nikah Pernikahan tersebut berlaku dan diakui antar Negara atau sampai tingkat Internasional.

A. TATA CAR A PEMBERKATAN PERNIKAHAN - SEDERHANA
Persembahan Puja pengantin disiapkan di Altar Hyang Tathagata Tuhan Yang Maha Esadan di Altar Buddha dan Boddhisattva.
Kedua mempelai memberi penghormatan wensin dan namaskara sebanyak 3x, menyulutkan 3 batang hio, berlutut dan berdoa :
“Pada hari ini dengan penuh rasa sujud dan kesungguhan hati\ kami berdua berlutut dan menghadap Hyang Tathagata Tuhan Yang Maha Esa, sumber kesucian para Buddha danBoddhisattva.
“Kami saling berjanji untuk menyatukan diri dalam ikatan pernikahan yang suci. Kami berlindung pada BuddhaDharma dan Sangha.
“Kami berdua berjanji untuk selalu setia, membina rumah tangga dengan saling menghargai, saling membantu dalam suka dan duka, saling mengalah, saling berkorban, serta saling mengingatkan untuk berbuat kebajikan, sampai tercapai Pantai Bahagia ”
"Semoga Cahaya Buddha selalu memberikan karunia, ketentraman, kedamaian dan kemajuan dalam hidup rumah (angga kami, dan kami dikaruniai garis keturunan yang baik, yang bisa Manusia Berguna untuk keluarga, bangsa, Negara, masyarakat dan agama Buddha Mahayana ”
"Namo Omitofo, Namo Omitofo, Namo Omitofo.”
Selesai kedua mempelai sembahyang, dengan beranjali memasuki ruang Dharmasala, keluarga beserta tamu berdiri beranjali.
Di Altar Hyang Buddha, para Boddhisatvva dan Dewa Pelindung Dharma, kedua mempelai memberi penghormatan wensin dan namaskara sebanyak 3x pada Hyang Buddha, paraBoddhisatvva dan Dewa Pelindung Dharma.
Kedua mempelai melakukan Puja Penerangan - menyalakan Lilin Pengantin, dalam hati berdoa ;
"Semoga Api Dharma ini menjadi penerangan bagi perjalanan hidup rumah tangga kami berdua.
"Om Vajra Adoke Adi Hum 3x “
Lalu kedua mempelai melakukan Puja Dupa, menyalakan masing-masing 1 dupa di lilim pengantin, dengan berdoa dalam hati :
"Semoga dengan wanginya dupa ini dapat ikut mengharumkan Tanah suci para Buddha, membawa berkah keberuntungan dan kebahagiaan dalam perjalanan hidup rumah tangga kami berdua."
"Om Vajra Dupe Ah Hum 3x"
Arya Sangha yang akan memberkati Perkawinan, memberikan pengantar upacara pemberkatan, sbb :
“Para wali dan keluarga mempelai yang kami hormati, sebelum upacara pemberkatan Pernikahan ini disahkan, perkenankanlah kami mengajukan pertanyaan dan mohon dijawab dengan sejujurnya di hadapan Altar suci para Buddha dan Boddhisattva. Apakah pernikahan ini direstui oleh orang tua atau wali dari kedua belah pihak?"
Jika pernikahan direstui, maka keluarga seharusnya menjawab "Ya kami restui Tapi jika ada pihak yang keberatan, inilah , saat terakhir untuk mengungkapkannya atau bijaksana jika tetap diam selama Pernikahan antara kedua insan ini ada.”
YA.Sangha memanjatkan ayat kitab suci dengan diikuti kedua mempelai.
VANDANA
Namo Sakyamuni Buddhaya 3x
Namo Avalokitesvara Boddhisattvaya 3x
Namo Sarva Boddhisattvaya Mahasattvaya 3x
Sebelum Pernikahan diberkati, kedua mempelai mensucikan diri dengan melakukan Pengampunan Dosa (Pensucian Rohani) berikut :
PENGAMPUNAN DOSA (PENSUCIAN ROHANI)
“Semua karma buruk yang kami lakukan, yang berasal dari Lobha, Dosa dan Moha, yang dilakukan melalui perbuatan badan, ucapan dan pikiran. Kini di hadapan Buddha kami menyesal dan bertobat.“  ( kedua mempelai namaskara )
"Semua karma buruk yang kami lakukan, yang berasal dari Lobha, Dosa dan Moha, yang dilakukan melalui perbuatan badan, ucapan dan pikiran. Kini dihadapan Boddhisattva Avalokitesvara kami menyesal dan bertobat “ ( kedua mempelai namaskara )
"Semua karma buruk yang kami lakukan, yang berasal dari Lobha, Dosa dan Moha, yang dilakukan melalui perbuatan badan, ucapan dan pikiran. Semua akar keburukan kami pada masa lalu, kami menyesal dan bertobat”  ( kedua mempelai namaskara )
Lalu kedua mempelai menyatakan perlindungan pada Tri Ratna sebanyak 3 x, yaitu :
TRISARANA
"Kami berlindung kepada Buddha Kami berlindung kepada Dharma Kami berlindung kepadaSangha" (Kedua mempelai Namaskara sebanyak 3x)
Dipimpin YA.Sangha, kedua mempelai membangkitkan tekad ke-Bodhian dalam rumah tangga nantinya
PRASETIA PERNIKAHAN
Prasetya Pernikahan diucapkan kedua mempelai di hadapan Altar Buddha dan Boddhisattvadalam sikap anjali, hikmad dan berlutut penuh sujud.
Prasetya Pernikahan kedua mempelai diawali dengan :
"Pada hari ini, dengan penuh rasa sujud dan sungguh hari, kami berdua berlutut dan menghadap kepada Hyang Tathagata Tuhan Yang Maha Esa, sumber kesucian paraBuddha dan Boddhisattva, kami saling berjanji untuk menyatukan diri dalam ikatan Pernikahan yang suci”
Kemudian mempelai pria mengucapkan nama, tempat tanggal lahir dan kesediaannya menerima mempelai wanita menjadi isterinya yang sah.
Demikian juga sebaliknya, mempelai wanita mengucapkan nama, tempat tanggal lahir dan kesediaannya menerima mempelai pria menjadi suaminya yang sah.
Mempelai saling ber-Prasetya pada pasangan hidupnya :
“Kami berjanji untuk selalu setia kepada Prasetya Pernikahan kami, dengan saling menghargai, saling membantu dalam suka dan duka” "Kami berjanji saling menjaga kesetiaan dalam berbagai hal, saling mengalah, saling berkorban, serta saling mengingatkan untuk berbuat kebajikan, sampai tercapainya Pantai Bahagia." 
Kedua mempelai ber-Prasetya pada keturunan mereka nantinya : 
“Kami berjanji akan menjadi orang tua yang selalu penuh cinta kasih, memberikan pelayanan kesehatan jasmani rohani, dan memberikan pendidikan yang layak, serta melindungi keturunan kami” 
Kedua mempelai ber-Prasetya pada kedua belah pihak orang tua mereka : 
“Kami berjanji saling menghormati dan menyayangi pada kedua belah pihak orang tua kami” 
Kedua mempelai menutup Prasetya Pernikahan mereka dengan berdoa dan pengharapan yang baik : 
"Semoga Cahaya Buddha selalu memberikan karunia, kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan kemajuan dalam hidup kami.” 
"Semoga kami dikaruniai keturunan yang sehat, berbakti, dan menjadi Manusia berguna bagi keluarga, masyarakat bangsa, negara dan agama Buddha.” 
Prasetya Pernikahan diakhiri dengan memuliakan nama Amitabha Buddha sebanyak 3x : 
“Namo Omitofo, Namo Omitofo, Namo Omitofo ”
TEKAD KEBODHIAN DALAM RUMAH TANGGA
  1. Kami bertekad melenyapkan kebiasaan buruk demi kebahagiaan rumah tangga kami
  2. Kami bertekad selalu setia, saling menghargai dan menghormati, saling membantu dalam suka duka, menjaga kesucian jasmani dan rohani,saling mengalah dan berkorban, saling mengingatkan untuk berbuat kebajikan, demi kebahagiaan keluarga kami.
  3. Kami bertekad meringankan dan menolong semua makhluk demi kebahagiaan keluarga kami.
  4. Kami bertekad mempelajari Buddha Dharma menghayati dan mengamalkannya, demi tercapainya Pantai Bahagia. ( mempelai namaskara 3x)
Kedua mempelai melafalkan Mantra Perlindungan ke-Bodhian.
MANTRA PERLINDUNGAN KEBODHIAN
"Namo Buddhaya, Namo Dharmaya, Namo Sanghaya,
Namo Amitabha Buddhaya" 3x
YA.Sangha memberkati kedua mempelai dengan Mantra dan Sutra suci, dengan percikan air suci dan taburan bunga berkah pengantin.
Mempelai pria dipersilahkan memakaikan cincin kawin pada mempelai wanita, demikian sebaliknya, sebagai pertanda ikatan Pernikahan telah disahkan di hadapan Buddha danBoddhisattva.
Kedua mempelai menerima Dharmadesana dari YA.Sangha agar dapat menjaga kelanggengan rumah tangga mereka.
Kedua mempelai memberikan penghormatan berlutut sujud di hadapan kedua belah orang tua yang memberikan nasehat untuk kedua mempelai.
YA.Sangha memberkati kedua mempelai dengan Mantra dan Sutra suci, dengan percikan air suci dan taburan bunga berkah pengantin.
Mempelai pria dipersilahkan memakaikan cincin kawin pada mempelai wanita, demikian sebaliknya, sebagai pertanda ikatan Pernikahan telah disahkan di hadapan Buddha danBoddhisattva.
Kedua mempelai menerima Dharmadesana dari YA.Sangha agar dapat menjaga kelanggengan rumah tangga mereka.
Kedua mempelai memberikan penghormatan berlutut sujud di hadapan kedua belah orang tua yang memberikan nasehat untuk kedua mempelai.
Kedua mempelai memberikan penghormatan di hadapan Altar Buddha dan Boddhisattvadengan Namaskara sebanyak 3x, lalu meninggalkan ruangan Dharmasala dengan diiringi orang tua dari kedua mempelai, bersama-sama menuju Altar Tuhan Yang Maha Esa.
Upacara Pemberkatan ditutup, bersama-sama membacakan Mantra Kebahagiaan :
MANTRA KEBAHAGIAAN
Tadyatha: Om gate gate paramgate Parasamgate Bodhi Svaha 3x

B. TATA CARA PEMBERKATAN NIKAH CEREMONIAL
Persembahan Puja pengantin sudah disiapkan di Altar Hyang Tathagata Tuhan Yang Maha Esa dan di Altar Buddha dan Boddhisattva
Kedua mempelai disambut Putra Putri Altar, setelah kedua mempelai memberi penghormatan wensin dan namaskara sebanyak 3x, dibantu menyulutkan 3 batang hio, berlutut dan berdoa :
"Pada hari ini dengan penuh rasa sujud dan kesungguhan had, kami berdua berlutut dan menghadap Hyang Tathagata Tuhan Yang Maha Esa, sumber kesucian para Buddha danBoddhisattva ”
“Kami saling berjanji untuk menyatukan diri dalam ikatan pernikahan yang suci. Kami berlindung pada Buddha, Dharma dan Sangha.”
“Kami berdua berjanji untuk selalu setia, membina rumah tangga dengan saling menghargai, saling membantu dalam suka dan duka, saling mengalah, saling berkorban, serta saling mengingatkan untuk berbuat kebajikan, sampai tercapai Pantai Bahagia ”
“Semoga Cahaya Buddha selalu memberikan karunia, ketentraman, kedamaian dan kemajuan dalam hidup rumah tangga kami, dan kami dikaruniai garis keturunan yang baik, yang bisa Manusia Berguna untuk keluarga, bangsa, Negara, masyarakat dan agama Buddha Mahayana.”
“Namo Omitofo, Namo Omitofo, Namo Omitofo"
Selesai kedua mempelai sembahyang, dengan mengikuti Putra Putri Altar memasuki ruang Dharmasala. Para keluarga dan tamu berdiri, beranjali, dengan iringan lagu :
“S’lamat datang.. .s’lamat datang Kebahagiaan sertamu Sakyamuni Tathagata Pujilah.pujilah ”
MC memberikan pengantar upacara pemberkatan, sbb :
“Para wali dan keluarga mempelai yang kami hormati, sebelum upacara pemberkatan Pernikahan ini disahkan, perkenankanlah kami mengajukan pertanyaan dan mohon dijawab dengan sejujurnya di hadapan Altar suci para Buddha dan Boddhisattva. ”
Apakah pernikahan ini direstui oleh orang tua atau wali dari kedua belah pihak? Jika pernikahan direstui, maka keluarga seharusnya menjawab “Ya kami restui.”
"Tapi jika ada pihak yang keberatan, inilah saat terakhir untuk mengungkapkannya atau bijaksana jika tetap diam selama Pernikahan antara kedua insan ini ada."
Upacara akan dilanjutkan oleh MC
“Di hadapan Altar suci para Buddha dan Boddhisattva, mempelai pria yang bernama.......... (mempelai priamenyebutkan namanya) dan mempelai wanita yang bernama.........(mempelai wanita menyebutkan namanya).“
“Mempelai berdua yang berbahagia, bersediakah dengan sungguh hati mengikatkan diri dalam Pernikahan yang suci di hadapan para Buddha dan Boddhisattva ?”
Jika pengantin bersedia, mereka menjawab :
“Ya, kami bersedia ” lalu dipersilahkan untuk melakukan Namaskara sebanyak 3x.
upacara selanjutnya akan dipandu oleh MC, dimana kedua mempelai dibantu Putra Putri Altar.
“Semoga dengan kekuatan Karuna Prajna Hyang Tathagata, mempelai berdua dapat hidup saling mencintai dan menghormati untuk selamanya, serta menjadi orang tua yang baik bagi putra-putrinya di dalam Dharma ”
Kedua mempelai akan dipersilahkan untuk melakukan Puja Lilin “Semoga Api Dharma ini menjadi penerangan bagi perjalanan hidup mempelai berdua.”
“Om Vajra Aloke Ah Hum “ 3x
Kedua mempelai lalu dipersilahkan untuk melakukan Puja Dupa, dengan diiringi lagu “Gatha Pendupaan”
“Semoga dengan wanginya dupa ini dapat ikut mengharumkan Tanah suci para Buddha, membawa berkah keberuntungan dan kebahagiaan dalam perjalanan hidup rumah tangga kedua mempelai”
GATHA PENDUPAAN
Pendupaan
Mulai menghangat dan menyala-nyala
Dharmadatu, Dharmadatu,
diliputi wanginya
diliputi wanginya
Wanginya,
dihadapan para Buddha yang sedang musyawarah
Oh.. .oh...awan kebahagiaan terbentuk di mana-mana
Saat pujianku telah berlimpah-limpah para Buddha menampakkan dirinya
Om Vajra Dupe Ah Hum Om Vajra Dupe Ah Hum Om Vajra Dupe Ah Hum
Setelah Puja, Putra Putri Altar akan mengundang YA.Sangha, para hadirin diminta berdiri dan beranjali saat YA.Sangha memasuki Altar.
YA.Sangha memanjatkan ayat kitab suci dengan diikuti kedua mempelai.
VANDANA
Namo Sakyamuni Buddhaya 3x
Namo Avalokitesvara Boddhisattvaya 3x
Namo Sarva Boddhisattvaya Mahasattvaya 3x
Sebelum Pernikahan diberkati, kedua mempelai mensucikan diri dengan melakukan Pengampunan Dosa (Pensucian Rohani) berikut :
PENGAMPUNAN DOSA (PENSUCIAN ROHANI)
“Semua karma buruk yang kami lakukan, yang berasal dari Lobha, Dosa dan Moba, yang dilakukan melalui perbuatan badan, ucapan dan pikiran.Kini dibadapan Buddha kami menyesal dan bertobat." (kedua mempelai namaskara)
"Semua karma buruk yang kami lakukan, yang berasal dari Lobha, Dosa dan Moha, yang dilakukan melalui perbuatan badan, ucapan dan pikiran.Kini dihadapan Boddhisattva Avalokitesvara kami menyesal dan bertobat.” (kedua mempelai namaskara)
"Semua karma buruk yang kami lakukan, yang berasal dari LobhaDosa dan Moha, yang dilakukan melalui perbuatan badan, ucapan dan pikiran. Semua akar keburukan kami pada masa lalu, kami menyesal dan bertobat." (kedua mempelai namaskara)
Lalu kedua mempelai menyatakan perlindungan pada Tri Ratna sebanyak 3x
GATHA TRISARANA
"Kami berlindung kepada Buddha Kami berlindung kepada Dharma Kami berlindung kepada Sangha
Sampai ke Pantai Bahagia Dengan jasa dan pahala ini Lenyap penderitan Tercapailah ketentraman dan kebahagiaan." (kedua, mempelai namaskara)
Dipimpin Y A.Sangha, kedua mempelai membangkitkan tekad ke-Bodhian dalam rumah tangga nantinya 
PRASETYA PERNIKAHAN :
Prasetya Pernikahan diucapkan kedua mempelai di hadapan Altar Buddha dan Boddhisattvadalam sikap anjali, hikmad dan berlutut penuh sujud.
Prasetya Pernikahan kedua mempelai diawali dengan :
"Pada hari ini, dengan penuh rasa sujud dan sungguh hati, kami berdua berlutut dan menghadap kepada Hyang Tathagata Tuhan Yang Maha Esa, sumber kesucian paraBuddha dan Boddhisattva, kami saling berjanji untuk menyatukan diri dalam ikatan Pernikahan yang suci”
Kemudian mempelai pria mengucapkan nama, tempat tanggal lahir dan kesediaannya menerima mempelai wanita menjadi isterinya yang sah.
Demikian juga sebaliknya, mempelai wanita mengucapkan nama, tempat tanggal lahir dan kesediaannya menerima mempelai pria menjadi suaminya yang sah.
Mempelai saling ber-Prasetya pada pasangan hidupnya :
“Kami berjanji untuk selalu setia kepada Prasetya Pernikahan kami, dengan saling menghargai, saling membantu dalam suka dan duka."
“Kami berjanji saling menjaga kesetiaan dalam berbagai hal, saling mengalah, saling berkorban, serta saling mengingatkan untuk berbuat kebajikan, sampai tercapainya Pantai Bahagia."
Kedua mempelai ber-Prasetya pada keturunan mereka nantinya :
“Kami berjanji akan menjadi orang tua yang selalu penuh cinta kasih, memberikan pelayanan kesehatan jasmani rohani, dan memberikan pendidikan yang layak, serta melindungi keturunan kami ”
Kedua mempelai ber-Prasetya pada kedua belah pihak orang tua mereka :
“Kami berjanji saling menghormati dan menyayangi pada kedua belah pihak orang tua kami”
Kedua mempelai menutup Prasetya Pernikahan mereka dengan berdoa dan pengharapan yang baik :
" Semoga Cahaya Buddha selalu memberikan karunia, kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan kemajuan dalam hidup kami ”
Mempelai saling ber-Prasetya pada pasangan hidupnya :
“ Kami berjanji untuk selalu setia kepada Prasetya Pernikahan kami, dengan saling menghargai, saling membantu dalam suka dan duka ”
“Kami berjanji saling menjaga kesetiaan dalam berbagai hal, saling mengalah, saling berkorban, serta saling mengingatkan untuk berbuat kebajikan, sampai tercapainya Pantai Bahagia."
Kedua mempelai ber-Prasetya pada keturunan mereka nantinya :
“Kami berjanji akan menjadi orang tua yang selalu penuh cinta kasih, memberikan pelayanan kesehatan jasmani rohani, dan memberikan pendidikan yang layak, serta melindungi keturunan kami ”
Kedua mempelai ber-Prasetya pada kedua belah pihak orang tua mereka :
“Kami berjanji saling menghormati dan menyayangi pada kedua belah pihak orang tua kami”
Kedua mempelai menutup Prasetya Pernikahan mereka dengan berdoa dan pengharapan yang baik :
"Semoga Cahaya Buddha selalu memberikan karunia, kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan kemajuan dalam hidup kami ”
“Semoga kami dikaruniai keturunan yang sehat, berbakti, dan menjadi Manusia berguna bagi keluarga, masyarakat bangsa, negara dan agama Buddha
Prasetya Pernikahan diakhiri dengan memuliakan nama Amitabha Buddha sebanyak 3x:
“Namo Omitofo, Namo Omitofo, Namo Omitofo “
TEKAD KEBODHIAN DALAM RUMAH TANGGA
“Kami bertekad melenyapkan kebiasaan buruk demi kebahagiaan rumah tangga kami
“Kami bertekad selalu setia, saling menghargai dan menghormati, saling membantu dalam suka duka, menjaga kesucian jasmani dan rohani, saling mengalah dan berkorban, saling mengingatkan untuk berbuat kebajikan, demi kebahagiaan keluarga kami ”
"Kami bertekad meringankan dan menolong semua makhluk demi kebahagiaan keluarga kami. Kami bertekad mempelajari Buddha Dharma menghayati dan mengamalkannya, demi tercapainya Pantai Bahagia." (mempelai namaskara 3x)
Kedua mempelai melafalkan Mantra Perlindungan Ke-Bodhian.
MANTRA PERLINDUNGAN KEBODHIAN
"Namo Buddhaya, Namo Dharmaya, Namo Sanghaya,
Namo Amitabha Buddhaya" 3x
YA Sangha memberkati kedua mempelai dengan Mantra dan Sutra suci, dengan percikan air suci dan taburan bunga berkah pengantin.
Mempelai pria dipersilahkan memakaikan cincin kawin pada mempelai wanita, demikian sebaliknya, sebagai pertanda ikatan Pernikahan telah disahkan di hadapan Buddha danBoddhisattva.
kedua mempelai menerima Dharmadesana dari YA.Sangha agar dapat menjaga kelanggengan rumah tangga mereka.
Kedua mempelai memberikan penghormatan berlutut sujud di hadapan kedua belah orang tua yang memberikan nasehat untuk kedua mempelai.
Upacara perberkatan pernikahan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu :
GATHA PERNIKAHAN
Hari ini, hari yang bersejarah 
Sepasang mempelai mengikat janji
Berlutut sujud di hadapan Buddha
Untuk menyatakan seia dan sekata
Membina kehidupan 
Berdasarkan Pengertian
Saling setia, semoga berbahagia
Ingatlah pada Buddha, tempat berlindung s lamanya
Sampai tercapai Pantai Bahagia
Nan abadi, amat indah dan sentosa.

Upacara Pemberkatan ditutup, semua berdiri, mempelai dan hadirin bersama-sama membacakan Mantra Kebahagiaan :
MANTRA KEBAHAGIAAN
Tadyatha : Om gate gate paramgate Parasamgate Bodhi Svaha 3x
Kedua mempelai memberikan penghormatan di hadapan Altar Buddha dan Boddhisattvadengan Namaskara sebanyak 3x.
Lalu disertai Putra Putri Altar meninggalkan ruangan dharmasala Semua bersama-sama mengiringi mempelai dengan lagu :
"Selamat jalan, s’lamat jalan saudaraku semua Semoga Kuan Im Po Sat Memberkatis’lamanya.. ”
Wacana pernikahan
Untuk upacara pemberkatan, ada pra- syarat Puja yang harus dipenuhi pengantin, disebut 5 Puja Pengantin.
5 PUJA PENGANTIN :
■Dupa / Hio/ Gaharu yang wangi sebanyak 9 batang (minimal untuk 3 jam pembakaran)
■Lilin pengantin sepasang, berwarna merah atau kuning.
■ Buah atau makanan, sebanyak 3 atau 5 macam, berjumlah (@ 2, 6 atau 10 buah. (Buah, kue atau permen manis termasuk Puja makanan)
■ Bunga segar sebanyak 2 ikat, usahakan yang wangi seperti Sedap Malam atau yang bisa tumbuh seperti batang pohon Sri Rejeki.
■ Bunga tabur aneka warna satu bungkus, selain bunga pagi sore tambahkan yang wangi seperti melati, kenanga, cempaka dan mawar.
 
Makna 5 Puja Pengantin :
Upacara pemberkatan pengantin termasuk upacara besar, karena itu pra-syarat Puja harus lengkap.
Adapun makna Puja yang terkandung, sangat besar dan hakiki bagi semua Buddhis, yaitu :
PUJA DUPA/ HIO/GAHARU :
Sebagai pernyataan ketulusan, kesucian dan kebesaran Hyang Buddha dan paraBoddhisattva yang akan membimbing rumah tangga kedua mempelai ke arah kemajuan, ketentraman dan kebijaksanaan.
Perlambang jasa dan kebajikan tanpa pamrih, akan berbuah pahala berlimpah bagi Pernikahan mereka, bagai asap dupa yang menyebar kemana-mana.
PUJA LILIN :
Puja penerangan, yang mana kedua mempelai akan memperoleh pahala penerangan, pencegahan dan perlindungan rumah tangga mereka dari mara bahaya oleh para Dewa Pelindung Dharma.
PUJA BUAH / MAKANAN :
Merupakan sikap pengorbanan nan tulus dan pengabdian dari kedua mempelai, pembagian hasil jasa pahala mereka kepada semua makhluk yang akan menimbulkan getaran suci.
PUJA BUNGA:
Tanda kebesaran ajaran Guru Agung Hyang Buddha dan para Boddhisattva, menimbulkan getaran welas asih.
Perlambang ketidak kekalan hidup di Svahaloka atau dunia ini, mengingatkan kedua mempelai agar selalu memupuk kebajikan dan karma baik, demi keberuntungan dan kebahagiaan Pernikahan mereka.
SIGALOVADA SUTRA
Hyang Buddha guru agung kita mengajarkan dalam SIGALOVADA SUTRA untuk mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan sekarang dan kehidupan akan datang, bagi perumah tangga atau yang berkeluarga, seyogyanya melaksanakan kewajiban dengan terbaik.
Bagi para siswa Hyang Buddha [Buddhis], arti umum, pernikahan adalah suatu ikatan lahir batin antara pria dan wanita untuk menempuh hidup bersama-sama. Arti khusus, pernikahan adalah ikatan yang pernah ada dari karma baik di kehidupan masa lalu, dengan dasar cinta kasih [Maitri], kasih sayang [Karuna], dan rasa sepenanggungan [Mudita] dan Keseimbangan batin [Upeksha].
Sungguh, ikatan jodoh yang baik dapat menambahkan keberuntungan dan kebahagiaan, maka rumah tangga bisa beruntung dan berbahagia jika suami dan istri tahu dan menjalankan kewajibannya dengan terbaik. Dan setelah ada anak, seyogyanya pasangan suami istri dapat melaksanakan kewajiban sebagai orang tua terhadap anak mereka.
KEWAJIBAN SUAMI TERHADAP ISTERINYA :
1. Mendengarkan dan menghargai kata-kata atau pendapat isteri.
2. Berlaku ramah tamah
3. Berbuat setia
4. Mempercayakan isteri dalam mengurus keluarga dan rumah tangga
5. Memberikan barang kebutuhan atau perhiasan pada waktunya
 
KEWAJIBAN isteri terhadap suaminya :
1. Kewajiban sebagai isteri dilakukan dengan sepenuh hati
2. Berlaku ramah tamah terhadap sanak keluarga kedua belah pihak
3. Berlaku setia
4. Menjaga dan melindungi harta yang dipercayakan kepadanya
5. Mengurus segala pekerjaan rumah tangga dengan terbaik.
 
KEWAJIBAN ORANG TUA PADA ANAKNYA :
1. Mencegah anak berbuat jahat
2. Mendorong anak agar berbuat kebajikan
3. Memberi anak pendidikan agar mandiri dalam satu bidang pekerjaan
4. Mengusahakan anak agar memilih pasangan hidup yang sesuai dalam berumah tangga
5. Menyerahkan warisan pada waktunya atau anak sudah siap.
 
MAKNA PERNIKAHAN :
Makna Pernikahan seperti yang diajarkan Hyang Buddha pada pasangan mempelai Nakulapita dan Nakulamata :
”Perumah tangga, apabila pria dan wanita menginginkan agar berjodoh satu dengan yang lainnya dalam kehidupan ini, maupun dalam kehidupan mendatang”
“Suami istri, keduanya harus memiliki kehidupan yang sebanding dalam keyakinan, moral, kemurahan hati dan kebijaksanaan. Maka mereka akan selalu bersama dalam kehidupan sekarang ini, maupun kehidupan selanjutnya...”
 
Makna Pernikahan sesuai kitab suci Tri Pitaka - Anguttara Nikaya II, 61 yaitu:
"Demikian di dunia ini, pasangan suami isteri yang hidup sesuai tuntunan Buddha Dharma, mereka sepadan kebajikannya, maka di alam dewa mereka bersuka cita mencapai kebahagiaan yang diidamkan “
Makna Pernikahan menurut Negara Republik Indonesia sesuai UU tahun 1974 :
Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga bahagia dan sejahtera, berdasarkan ke-Tuhanan yang Maha Esa.
Suatu Pernikahan dipandang sah jika dilakukan berdasarkan aturan agama dan dicatatkan di Catatan Sipil.
MAKNA KERUARGA :
Makna keluarga adalah memberi tanpa pamrih, sesuai arti dari Puja Bakti dalam sembahyang Buddhis. Keluarga akan harmonis jika suami isteri sadar untuk saling memberi kebahagiaan.
Rumah tangga akan langgeng, jika pasangan suami isteri tetap mengingat motivasi awal pernikahan mereka adalah untuk kebahagiaan semata.
Makna keluarga adalah berkah, sesuai ayat kitab suci Maha Manggala Sutra di Samyutta Nikaya, 262 :
“Berkah utama jika seseorang menyokong ayah ibu dan merawat anak isterinya dengan baik, serta pekerjaan yang bebas dari keruwetan”
Dalam kitab suci, ada disebutkan bahwa ada 7 jenis istri. Mereka adalah :
1. Istri Tiran /Ditaktor,
2.Istri pembunuh,
3. Istri perampok harta,
4.Istri bagai sahabat/ kekasih,
5. Istri bagai ibu,
6. Istri setara adik/ saudara,
7. Istri yang melayani dan mengabdi bagai dayang.
 
3 Jenis istri yang disebutkan pertama, tidak dianjurkan karena tiada memberi kebahagiaan. Sedangkan, 4 Jenis istri yang disebutkan kemudian, dianjurkan karena dapat memberi ketenangan dan kebahagiaan.
Disebutkan, dalam berumah tangga ada 4 jenis pasangan suami istri, yaitu :
1.Pasangan suami Dewa-Istri Dewi,
2.Pasangan suami Raksasa - Istri Raksesi,
3.Pasangan suami Dewa —istri Raksesi,
4.Pasangan suami Raksasa-Istri Dewi.
 
Yang disebutkan Dewa atau Dewi, adalah baik fisik, sifat, perilaku dan perbuatan yang halus, indah, santun, ramah, terdidik dan selaras .. .bagaikan Dewa atau Dewi.
Yang disebutkan Raksasa atau Raksesi, adalah baik fisik, sifat, perilaku dan perbuatan yang kasar, galak, berangasan, tiada etika, liar dan tamak ... bagaikan Raksasa - Raksesi
Istri yang berbakti dapat diketahui dari perilakunya sehari-hari, jika ia :
1. Bangun sebelum para pelayan/pembantu rumah tangganya bangun
2. Mengatur pekerjaan rumah tangga dengan tanggung jawab dan sebaik mungkin
o. iviemeriKsa Keamanan mman Danc kuiio aiau api kuh sebelum ia beristirahat.
4. Tidur setelah suami nya tertidur.
5. Menjaga nyala api dalam rumah (gelora cinta antara s istri)
6. Api dari dalam tidak dibawa keluar, api dari luai dibawa ke dalam (masalah/konflik rumah tangga disebar luaskan keluar, demikian sebaliknya)
7. Tidak meminjamkan barang pada yang pada orang tidak memulangkan barang.
8. Memberi pada yang tidak memberi (ada kemurahan b berdana pada yang membutuhkan)
9. Menjaga, merawat dan menyimpan harta yang diperca) suami padanya dengan teliti dan sebaik mungkin (Mi berhemat dan menabung untuk hari tua)
 
Menantu yang berbakti pada suami dan mertua/ membawa harum ayah ibu, perbuatannya adalah istri/ menantu/ anak yang berbakti, dapat dikaruniai putra - putri yang dan berbakti pula.
8 CARA MEMPERERAT IKATAN JODOH SUAMI ISTRI:
Ada 8 cara untuk mengikat jodoh suami istri, yaitu:
Saling memberi hadiah, senyuman, tutur bahasa yang halus, gerak tubuh/ perilaku menghargai, tangisan/ bangkitkan rasa welas asih, nyanyian/ puisi, nasehat, sopan santun, saling berbuat kebajikan untuk pasangannya.
AGAR PASANGAN SUAMI ISTRI. SELALU BERSAMA-SAMA :
Agar suami istri selalu bersama-sama, baik di alam sini mau pun di alam mana pun mereka dilahirkan kelak, jika perbuatan yaitu: Samma Cagga-setara dalam kemurahan hati, Samma Sila-perilaku, Samma Sraddha - setara dalam keyakinan, Samma Prajna - setara dalam kebijaksanaan.
Demikian Buku Penuntun Tata Cara Pemberkatan Perkawinan Majelis Agama Buddha Mahayana Tanah Suci Indonesia ini, yang kami susun ini dapat menjadi panduan kita bersama.
Semoga keberuntungan datang dari mana-mana, keselamatan, kemakmuran, kesehatan dan kesuksesan ... selalu beserta rumah tangga dan keluarga anda.
Semoga semua makhluk bisa bersama-sama memasuki Pintu kesucian Dharma, 8 kesukaran 3 kondisi keadaan .. .lenyap sudah dalam Lautan Janji Namo Omithofo.
Semoga semua makhluk hidup beruntung dan bahagia.
Om Santi Santi Santi .. .Svaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar