Puggala dan bhumi
1.1 Pengertian Puggala
Puggala
berarti makhluk. Pada umumnya, Puggala atau makhluk itu terdiri atas nama (batin)
dan rupa (jasmani). Setiap Puggala atau makhluk itu pasti dilahirkan oleh
Janaka Kamma dan kehidupannya diatur oleh Kamma Niyama atau hukum karma.
Ketika seseorang akan meninggal dunia, kesadaran-ajal (cuti-citta)
mendekati kepadaman dan didorong oleh kekuatan-kekuatan kamma. Kemudian,
kesadaran-ajal (cuticitta) padam dan langsung menimbulkan kesadaran penerusan (patisandhi-vinnana)
untuk timbul pada salah satu dari 31 Alam Kehidupan (Bhumi 31) sesuai dengan
karmanya. Hal ini secara umum disebut pula suatu permulaan dari bentuk
kehidupan baru.
1.
Jajabuja-Yoni : Makhluk yang lahir
dari kandungan, seperti manusia, kuda, kerbau dan lain-lain
2.
Andaja-Yoni : Makhluk yang lahir
dari telur, seperti Burung, ayam, bebek dan lain-lain
3.
Sansedaja-Yoni : Makhluk yang lahir
dari kelembaban, seperti nyamuk, ikan dan lain-lain.
4.
Opapatika-Yoni : Makhluk yang lahir
secara spontan, langsung membesar, seperti para dewa, brahma, makhluk neraka,
setan dan lain-lain.
Di
samping itu terdapat pula empat macam tumimbal-lahir secara penerusan kehidupan
di 31 Alam Kehidupan, yaitu :
1.
Apaya-Patisandhi :
Bertumimbal-Lahir di alam Apaya.
2.
Kamasugati-Patisandhi :
Bertumimbal-lahir di alam Kamasugati.
3.
Rupavacara-Patisandhi :
Bertumimbal-lahir di alam Rupa-jhana.
4. Arupavacara-Patisandhi : Bertumimbal-lahir di alam Arupajhana.
Puggala atau makhluk akan berdiam di dalam
tiga puluh satu alam kehidupan sesuai dengan kondisi kamma yang mendorong
mereka. Tiga puluh satu alam kehidupan merupakan tempat berdiamnya
makhluk-makhluk, sedangkan Nibbana (Nirvana) adalah di luar dari 31 alam
kehidupan. Makhluk-makhluk yang berdiam di 31 alam kehidupan itu masih
mengalami kelahiran dan kematian, masih mengalami derita. 31 alam kehidupan
tidak kekal adanya. Sebaliknya, Nibbana itu terbebas dari kelahiran dan
kematian, terbebas dari derita, tidak termusnah, ada dan tidak berubah, kekal
adanya.
Jika seseorang belum mencapai kesucian tingkat Arahat,
setelah ia meninggal dunia, ia akan dilahirkan kembali dalam salah satu Bhumi
dari Bhumi 31 sesuai dengan karmanya.
1.2 Pembagian Puggala
Puggala (makhluk) itu seluruhnya berjumlah dua belas jenis.
Dua belas jenis Puggala yang dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
1.2.1
Puthujjana
Puthujjana yaitu makhluk-makhluk yang belum mencapai tingkat-tingkat
kesucian atau makhluk yang belum mencapai magga dan phala, yang masih dikendalikan
oleh kilesa (kekotoran batin). Di dalam Maha
Satipatthana Sutta Atthakatha Puthujjana terbagi menjadi dua macam yaitu:
a. Andha-Puthujjana (Andha-pratagjana) yaitu orang yang tidak senang
belajar dharma, mendengarkan dharma, berdiskusi dharma, pelupa dan tidak pandai
memperhatibangkan sesuatu secara benar, masih mempunyai kegelapan batin.
b. Kalyana-Puthujjana (Kalyana-prthagjana) yaitu orang yang senang belajar
dharma, mendengarkan dharma, berdiskusi dharma, pengingat dan paindai
mempertimbangkan sesuatu secara benar.
Dalam abhidhammatthasangaha
dijelaskan bahwa Puthujjana (makhluk) terbagi menjadi empat makhluk yaitu:
a.
Duggati-Puthujjana
Duggati-Puthujjana yaitu makhluk
tanpa sebab yang menyedihkan. Makhluk-makhluk ini berdiam di alam yang
menderita. Pikiran mereka diliputi oleh dosa,
moha, dan lobha. Para makhluk di alam ini tidak pernah merasakan kesenangan,
mereka selalu berada dalam kondisi yang tidak menyenangkan. Karma yang mereka
lakukan adalah upekkha santirana akusala vipaka citta. Yang menyebabkan suatu
makhluk lahir di alam “Duggati” atau disebut juga Apaya bhumi 4 (empat alam
menyedihkan) karena makhluk tersebut tidak pernah berdana, tidak menjaga sila,
dan tidak pernah mempunyai rasa hormat kepada orang tua.Contohnya makhluk neraka, makhluk setan kepanasan, makhluk setan,
makhluk asura, dan binatang.
b.
Sugati-Ahetuka-Puthujjana
Sugati-Ahetuka-Puthujjana yaitu
makhluk tanpa sebab yang menyenangkan. terlahir
sebagai manusia tetapi mereka memiliki kecacatan, misalnya: buta, ataupun tuli.
Mereka juga dapat terlahir di alam dewa ( di atas manusia ) tetapi tidak
memiliki pendengaran ataupun penglihatan ( alam dewa hanya ada tiga indera,
yaitu pikiran, penglihatan dan pendengaran. Yang menyebabkan makhluk terlahir
di alam Suggati karena waktu melakukan perbuatan baik masih terkontaminasi oleh
Ahetu, (Lobha, Dosa, Moha). Contohnya manusia, dewa tingkat rendah, brahma asannasatta.
c.
Dvihetuka-Puthujjan
Dvihetuka-Puthujjana yaitu makhluk
yang menyenangi dua sebab. makhluk alam manusia
atau dewa yang masih memiliki alobha (murah hati) dan adosa (cinta kasih)
tetapi tidak memiliki kebijaksanaan. makhluk ini tidak mencapai magga (jalan
kesuciaan) dan mereka juga tidak bisa mencapai jhana tetapi kalau mereka tekun
mengembangkan kesadaran di dalam kehidupan ini, dapat terlahir menjadi
tihetuka- puggala di kehidupan mendatang. Contohnya manusia, dewa catummaharajika,
dewa tusita-atas.
d.
Tihetuka-Puthujjana
Tihetuka-Puthujjana
yaitu makhluk yang menyekutui tiga sebab. makhluk
alam manusia atau dewa yang memiliki alobha, adosa dan amoha (Tihetu). Contoh :
berdana dengan kebijaksanaan dan mengerti. Apabila mereka tekun melaksanakan
meditasi, dan sering melakukan perbuatan baik, jika meninggal akan terlahir
dengan kesadaran yang dipicu oleh suatu kebaikan tingkat Tihetu maka menjadi
makhluk Tihetu yang berpotensi memiliki kebijaksanaan. Jika makhluk tersebut
berbuat baik dan terkontaminasi dengan Ahetu maka saat meninggal akan
bertumimbal lahir di alam Dvitihetuka Puggala. Contohny manusia,
dewa catummaharajika, dewa tavatimssa-atas
1.2.2 Ariya Puggala
Ariya Puggala adalah kelompok
makhluk-makhluk yang telah mencapai tingkat-tingkat kesucian atau telah
melaksanakan Vipassana-Bhavana sehingga mencapai magga dan phala dan telah
terbebas dari kilesa (kekotoran batin). Di dalam Abhidhammatthasangaha serta didalam Dighanikaya III. 255. Anguttaranikaya IV. 291. Puggalapannati 73 menjelaskan
ada delapan macam makhluk suci yaitu:
a. Sotapattimagga-Puggala yaitu jalan masuk yang menarik hati, merupakan
makhluk suci tingkat pertama.
b. Sotapattiphala-Puggala yaitu jalan yang menarik hati, merupakan makhluk
suci tingkat kedua.
c.
Sakadagamimagga-Puggala yaitu jalan
masuk dan lahir sekali lagi, merupakan makhluk suci tingkat ketiga.
d. Sakadagamiphala-Puggala yaitu jalan untuk lahir sekali lagi, merupakan
makhluk suci tingkat keempat.
e. Anagamimagga-Puggala yaitu jalan masuk dan tidak lahir lagi, merupakan
makhluk suci tingkat kelima.
f.
Anagamiphala-Puggala yaitu jalan untuk
tidak lahir lagi, merupakan makhluk suci tingkat keenam.
g. Arahattamagga-Puggala yaitu jalan masuk untuk kesucian, merupakan
makhluk suci tingkat ketuju.
h. Arahattaphala-Puggala yaitu jalan mencapai kesucian sempurna, merupakan
makhluk suci tingkat kedelapan.
Ariya puggala (makhluk suci) terdiri
dari 4 tingkatan yang masing-masing tingkatan memiliki
jenis yang berbeda-beda. Adapun pembagiannya sebagai berikut.
a.
Sattakkhattu-parama Sotapanna, yaitu Sotapanna
yang paling banyak terlahir 7 kali lagi di alam Sugati Bhumi. Jika Sotapanna
tersebut tidak mencapai Jhana maka terlahir paling banyak 7 kali di Kamasugati
Bhumi 7. Tapi jika telah mencapai Jhana maka dapat terlahir paling banyak 7
kali di Brahma Bhumi.
b.
Kolankola-Sotapanna, yaitu Sotapanna yang akan dilahirkan antara dua sampai
tiga kali lagi, selanjutnya akan menjadi arahat dan mencapai parinibanna. Bukti
yang menyatakan pernyataan ini terdapat dalam Mahatika hal.654, berbunyi :
1)
Pubbenivasanussatinana (kemampuan untuk
mengingat penitisan dahulu/ mengingat kehidupan lampau, baik kehidupan dirinya
sendiri maupun makhluk lain).
2)
Dibbcakkhunana (kemampuan untuk melihat alam-alam halus dan kesanggupan
melihat muncul atau lenyapnya makhluk sesuai dengan karma masing-masing atau
disebut juga mata deva).
3)
Asavakkhayanana (kemampuan untuk memusnahkan asava atau kekotoran batin)
1)
Pubbenivasanussatinana (kemampuan untuk
mengingat penitisan dahulu/kehidupan lampau, dari kehidupan diri sendiri maupun
makhluk lain).
2)
Dibbacakkhunana/Cutuppatanana (mata batin ialah
kemampuan untuk melihat alam-alam halus dan kesanggupan muncul atau lenyapnya
makhluk sesuai dengan karma masing-masing).
3)
Asavakkhayanana (kemampuan untuk memusnahkan asava atau kekotoran batin).
4)
Cetopariyanana/Paricittavijanana (kemampuan untuk
membaca pikiran makhluk lain).
5)
Dibbasotanana (telinga batin ialah kemampuan untuk mendengar suara-suara
dari alam manusia, alam dewa, alam brahma yag dekat maupun yang jauh).
6)
Iddhividhanana (kekuatan magis yang terdiri dari adhittnana iddhi yaitu dengan kekuatan kehendak atau mengubah tubuh
sendiri dari banyak menjadi satu; manomaya
iddhi yaitu kemampuan menciptakan sesuatu dengan menggunakan pikiran.
Contohnya menciptakan taman, istana, dll; Samadhivipappahara
iddhi yaitu konsentrasi lebih jauh, kemampuan menembus dinding,
gunung-gunung, kemampuan menyelam kedalam bumi bagaikan menyelam kedalam airm
kemampuan berjalan di atas air; Vikkubana
iddhi yaitu kemampuan untuk menyalin rupa, misalnya menjadikan tubuhnya
lebih kecil, lebih besar dan membuat dirinya tidak tampak; Nanavippara iddhi yaitu kemampuan menembus ajaran.
Patisambhidappatto yaitu
arahat yang mempunyai Patisambhida (pengertian sempurna) 4 yaitu :
1)
Atthapatisambhida yaitu pengertian mengenai arti/maksud dan dapat
menjelaskan secara terperinci.
2)
Dhammapatisambhida yaitu pengertian mengenai inti sari dan mampu mengajukan
pertanyaan.
3)
Niruttipatisambhida yaitu pengertian mengenai bahsa dan mampu memakai
kata-kata yang mudah dimengerti.
4) Phatibananapatisambhida yaitu pengertian
mengenai kebijaksanaan dan dapat menjawab pertanyaan yang muncul secara
mendadak.
Puggala (manusia) memiliki
tingkatan-tingkatan kemampuan yang dimiliki, di dalam Anguttaranikaya II. 135. Puggalapannati 41. Nettipakarana 7, 125. Dijelaskan
bawasanya puggala (manusia) memiliki empat tingkatan yaitu :
1. Ugghatitannu-Puggala (orang jenius)
1. Ugghatitannu-Puggala (orang jenius)
Ugghatitannu-Puggala (orang jenius)
yaitu jenis manusia yang dapat memahami ajaran hanya dengan mendengarkan pokok
ajaran. Jenis ini dapat diibaratkan seperti bunga teratai yang telah muncul
diatas permukaan air dan pasti akan mekar pada sinar fajar matahari yang
pertama. Suatu contoh bhikkhu sariputta thera.
2. Vipacittannu-Puggala (orang intelektuil)
Vipacittannu-Puggala (orang
intelektuil) yaitu jenis manusia yang memiliki tingkat kebijaksanaan yang
rendah, yang memerlukan keterangan dan uraian lebih jauh sebelum makhluk ini
dapat mencapai penerangan sempurna. Contoh lima orang pertapa dan rombongan
seribu-pertapapenyembah api yang di pimpin oleh Uruvela kassapa.
Makhluk-makhluk ini ibarat bunga teratai yang masih berada di bawah permukaan
air, yang sedang menunggu muncul ke permukaan air pada hari berikutnya.
3. Neyya-Puggala (orang yang dapat dilatih)
Neyya-Puggala (orang yang dapat
dilatih) yaitu manusia yang tidak begitu bodoh maupun yang tidak begitu
bijaksana (manusia biasa). Orang-orang ini memerlukan serangkaian
instruksi-instruksi dan uraian-uraian serta suatu jangka waktu latihan dan
praktek sebelum mereka dapat mengarahkan suatu kemajuan atau perkembangan yang
nyata. Makhluk ini ibarat bunga teratai yang masih berada agak jauh dari bawah
permukaan air. Makhluk-makhluk ini memerlukan suatu jangka waktu lebih lama
untuk pertumbuhan dan kumunculan mereka di atas permukaan air.
4. Padaramana-Puggala (orang yang tidak dapat dilatih)
4. Padaramana-Puggala (orang yang tidak dapat dilatih)
Padaramana-Puggala (orang yang tidak
dapat dilatih) yaitu manusia tang tidak mungkin mengerti atau maju di dalam
masa kehidupan ini. Mereka dapat mendengarkan ajaran-ajaran atau mencoba untuk
mempraktekan sesuai dengan perintah-perintah, tetapi keterbelakangan atau
kebutuhan batin mereka, tidak ada hasilnya yang dapat diharapkan.
Makhluk-makhluk ini diibaratkan seperti bunga teratai yang diharuskan dimakan
habis oleh binatang-binatang air, tidak mempunyai harapan untuk tumbuh di atas
permukaan air.
Puthujjana
dan Ariya Puggala berdiam di alam-alam kehidupan yang sesuai dengan keadaannya.
Contohnya Puthujjana atau makhluk-makhluk yang belum mencapai tingkat-tingkat
kesucian masih bisa bertumimbal lahir di alam-alam Apaya, akan tetapi Ariya
Puggala atau makhluk-makhluk yang telah mencapai tingkat-tingkat kesucian tidak
mungkin lagi bertumimbal lahir di alam-alam Apaya, sebab ariya puggala tidak
memiliki kekotoran batin (kilesa).
Makhluk puthujjana, sotapanna, sakadagami dan anagami-magga tidak dapat
bertumimbal-lahir di alam Suddhavasa-Bhumi. Karena makhluk yang berdiam di alam
asannasatta-Bhumi hanya memiliki rupa (jasmani saja) dan tidak memiliki nama
(bati). Di alam Suddhavasa-Bhumi adalah tempat berdiamnya khusus untuk
Anagamiphala-Puggala yang memiliki pancamajjhana dengan kekuatan patisandhi dan
tempat berdiamnya Arahattamagga-Puggala, Arahatttaphala-Puggala dengan kekuatan
melaksanakan Bhavana di alam Suddhavasa itu.
kerenn. .dapat salam dari kepenyuluhan BUddha angkatan 2018, sekarang semester 4.@stabnsriwijaya
BalasHapusNamo buddhaya
BalasHapus