Beragam Sekte-Sekte Agama Buddha
Sekte-Sekte Agama Buddha
Buddha Dharma atau Ajaran Buddha hanya satu.Apakah itu Theravada , Mahayana , ataupun Tantrayana (Vajrayana).Theravada itu sendiri bisa digolongkan dalam aliran Hinayana (Kereta Kecil) sedangkan Mahayana dan Tantrayana digolongkan ke dalam aliran Mahayana (Kereta Besar)Semuanya merupakan satu kesatuan dengan bermacam-macam dan metoda-metoda yang diperkenalkan kepada umat manusia agar terlepas dari penderitaan dan menuju pembebasan (Nirvana).
Seperti yang kita ketahui,Secara umum garis-garis besar ajaran Sang Buddha dapat diringkaskan sebagai berikut :
I. Tri Ratna (Buddha,Dharma,Sangha). Sebagai sendi dasar ajaran Buddha dimana umat berlindung kepadaNya.
II. Empat Kebenaran Mulia dan Delapan Jalan Utama.
III. Tiga Corak umum dari alam Fenomena
a.Anicca / Anitya ( Semua yang berkondisi adalah tidak kekal)
b.Dukkha ( Semua yang berkondisi adalah tidak memuaskan)
c.Anatta / Anatma( Semua yang berkondisi ataupun tidak adalah Tanpa
Inti dan mengalami perubahan)
IV. Hukum Pattica Sammupadda/Pratityasamudpada : Hukum tentang sebab dan akibat yang saling bergantungan.
V. Hukum karma dan kelahiran kembali.
Ajaran-ajaran tersebut secara universal diterima oleh umat Buddha diseluruh dunia baik dari aliran Mahayana maupun Hinayana.
Perkembangan Tradisi Ajaran Buddha Setelah Sang Buddha Parinirvana
Beberapa abad setelah Parinirvana Sang Buddha,maka muncullah 4 golongan besar yang semuanya menyatakan perwakilan asli ajaran Sang Buddha.Golongan-golongan ini muncul bukan karena berbeda dalam ajaran Sang Buddha,tetapi hanya perbedaan dalam penafsiran.Ada yang cocok dengan penafsiran ini dan ada yang cocok dengan penafsiran itu tergantung dengan kecocokan penafsiran dalam Buddha Dharma. 4 golongan besar inilah muncul 18 aliran dan inilah sejarah atau akar dari aliran-aliran Hinayana maupun Mahayana.
I.Golongan Sarvastivada (Berbahasa Sanskerta) terbagi menjadi :
1. Mula-Sarvastivadin
2. Kasyapiya
3. Mahasasaka
4. Dharmagupta
5. Bahusrutiya
6. Tamrasatiya
7. Vibhajyavada
II.Golongan Sammatiya (Berbahasa Apabhramsa) terbagi menjadi :
8. Kaurukullaka
9. Avantaka
10. Vatsiputriya
III.Golongan Mahasanghika (Berbahasa Prakrit/Pali) terbagi menjadi :
11. Purvasila
12. Aparasila
13. Haimavata
14. Lokottaravada
15. Prajnaptivada
IV.Golongan Sthavira (Berbahasa Paisaci) terbagi menjadi :
16. Mahaviharavasin
17. Jetavaniya
18. Abhayagirivasin
Hal-hal tersebut disesuaikan dengan izin Sang Buddha untuk mencatat atau mengingat dengan kanon atau bahasa mereka masing-masing,seperti yang tertera dalam Cullavaga V,33,1 (Anujanami,bhikave,sakaya-nituttiya buddhavacanam pariyapunitum)
Dari 4 golongan besar inilah muncul Tradisi Hinayana dan Mahayana.Pada dasarnya tradisi Mahayana timbul dari ajaran Sang Buddha bahwa setiap Individu memiliki potensi ke-Buddha-an dan percaya mereka dapat mencari keselamatan atau mencapai pencerahan melalui campur tangan Makhluk Agung Dhyani Buddha(Cosmic Buddha)ataupun Boddhisatva.Karena cinta kasih (metta-karuna) sebagai landasan maka Mahayana bisa menunda KeBudhaaan mereka sendiri sampai mereka telah menolong makhluk lain menuju pembebasan.Tradisi Hinayana(Theravada) berkata bahwa potensi ini dapat disadari melalui usaha individual untuk mencapai berbagai tahap kesucian sampai ketahap kesucian tertinggi yaitu Arahat.
Berbagai penafsiran yang berbeda ini secara doktrin sama sekali tidak ada pertentangan.Mereka bebas untuk menafsirkan ayat-ayat suci ataupun sutta/sutra menurut pemahaman mereka.Baik Tradisi Mahayana ataupun Hinayana(Theravada) adalah satu dalam penerimaan mereka akan Sang Buddha dan AjaranNya sebagai satu-satunya jalan untuk mencapai Nirvana(Nibbana).
Persamaan yang sangat jelas diantara kedua Tradisi ini adalah :
1.Keduanya menerima Sang Buddha Sakyamuni sebagai Sang Guru.
2.Keduanya menerima Empat Kebenaran Ariya.
3.Keduanya menerima Jalan Ariya Beruas Delapan.
4.Keduanya menerima Paticca Samuppada (Sebab Akibat Yang Bergantungan)
5.Keduanya menerima Hukum Karma.
6.Keduanya menerima Anicca,Dukkha,Anatta dan Sila Samadhi Panna tanpa
Perbedaan apapun.
7.Keduanya menolak gagasan suatu makhluk adikuasa yang menentukan takdir
Ataupun yang memerintah dan menciptakan dunia ini.
8.Keduanya menolak kepercayaan adanya Jiwa Abadi.
9.Keduanya menerima tumimbal lahir setelah kematian.
10.Keduanya menerima doktrin Devaloka(alam Dewa) dan Brahmaloka.
11.Keduanya berlindung pada Tri Ratana/Tri Ratna(Buddha,Dharma,Sangha)
12.Keduanya menerima Nirvana/Nibbana sebagai pencapaian akhir.
Sekte-Sekte Agama Buddha
Setelah kita memahami adanya 2 Tradisi besar didalam Ajaran Buddha maka sesuai dengan daerah dan tempat,tradisi itu juga berkembang dengan berbagai sekte-sekte.
Dalam Tradisi Hinayana muncul 2 sekte yaitu :
1. Sekte Abhidharma-Kosa ( Ci She Cung / Kusa)
Aliran ini adalah pewaris dari aliran Sarvastivada di India,dengan berdasarkan karya sastra yang ditulis oleh YM.Vashubandu yaitu Abhidharma Kosa Sastra
serta kitab-kitab Abhidharma dari aliran Sarvastivada dan Maha Vaibasha Sastra.Aliran ini lebih mengutamakan penyelidikan Abhidharma.Secara Filosofis sekte ini digolongkan Realistis.Mereka menekankan bahwa segala macam Sankhara dan alam fenomena memang bereksistensi walaupun segala macam sankhara dan fenomena ini dicengkeram oleh Anitta,Dukkha,Anatta.
Sejak tahun 383 Masehi hingga tahun 654 Masehi sekte ini berkembang di daratan Tiongkok berkat usaha Paramartha,Kumarajiva, dan Suan Cuang.
Pada tahun 658 Masehi sekte ini diperkenalkan ke Jepang.
2. Sekte Satyasiddhi ( Chen Se Cung / Jiojice)
Aliran ini termasuk golongan Sautarantika di India.Berdasarkan karya Harivarman (250 M ? 350 M) yang berjudul Satyasiddhi Sastra.
Aliran ini berbeda dengan aliran Abhidharma Kosa.Karena mereka menyangkal adanya eksistensi Sankhara dan alam fenomena.Ini digolongkan aliran Nihilistik dari Hinayana.Antara tahun 411 dan 412 M Kumarajiva menterjemahkan sastra ini kedalam bahasa Tionghoa dan mulai dikembangkan.Pada tahun 658 M seorang Biksu dari Korea memperkenalkan ajaran ini ke Jepang.
Dalam Tradisi Mahayana muncul 9 sekte yaitu.
1. Sekte Yogacara/Dharmalaksa/Vijnanavada (Wei She Cung/Hoso)
Di India sekte ini disebut Yogacara atau Vijnanavada.Bermula dari Arya Asanga abad V Masehi yang menyusun Yogacarabhumi Sastra (Yu Cia She Ti Luen).Sastra lainnya yang ditulis beliau adalah Mahayana Samparigraha Sastra (She Ta Chen Luen).Terjemahan ke dalam bahasa Tionghoanya di lakukan oleh Buddhasanta,Paramartha dan Suan Cuang.
Isi dari sastra-sastra tersebut menerangkan : Vijnana Citta,Sad Paramitha,Sila Samadhi,Prajna serta Dasabhumi dan Tri-Kaya.
Aliran ini adalah suatu sekte Mahayana yang khusus menganalisa tentang objek-objek mental dan fenomena,sehingga sukar dimengerti oleh awam.Adanya 5 kelompok dan 100 dharma(Keberadaan Elemen/Mental)
Kelompok I : 8 Cittadharma (mind)
Kelompok II : 51 Caitasika Dharma (mental function)
Kelompok III : 11 Rupa Dharma (Form-Element)
Kelompok IV : 24 Citta Viprayukta (Sankhara- Things not associated with
- Mind)
Kelompok V : 6 Asankrta Dharma (non created elements)
Jadi keseluruhan ada 100 Dharma.
Aliran Yogacara ini juga berpedoman pada Sandhi Nirmocana Sutra, Dasabhumi Ka Sastra,Vijnapti Matrada Sidhi karya Dharmapala terjemahan Suan Cuang.Pada Masa Sekarang Sekte ini hanya dipelajari di perguruan tinggi Buddhis dan hanya terbatas pada kaum intelektual saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar